Pemerintah Kabupaten Bandung bertekad untuk membangun pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) 24 jam di wilayah perbatasan.
Fasilitas itu bertujuan meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Bupati Bandung Dadang M Naser mengatakan, fasilitas tersebutmempermudah masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan, khususnya upaya menekan angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir.
”Sebelum dirujuk ke rumah sakit, kami usahakan penanganan pelayanan dasar kesehatan ini dilakukan di puskesmas yang buka 24 jam” ungkap Dadang saat membuka Evaluasi Program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) di Gedung Korpri-Soreang, kemarin.
Dia juga mengajak kader posyandu untuk lebih memerhatikan ibu hamil di daerahnya. “Para kader posyandu jangan pernah lelah mengajak ibu-ibu hamil untuk memeriksakan kesehatan kandungannya ke puskesmas, agar dalam proses persalinannya tidak menemui kendala,” ujarnya.
Dadang menilai, cara tersebut perlu jadi perhatian serius mengingat kondisi geografis wilayah Kabupaten Bandung sangat bervariatif di samping wilayahnya yang luas. “Merujuk pasien ke rumah sakit dengan sistem SMS mungkin hanya perlu tiga menit, sedangkan untuk membawa pasiennya itu sendiri memerlukan waktu lebih dari satu jam ke rumah sakit” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Achmad Kustijadi menjelaskan, program EMAS di Kabupaten Bandung sudah berjalan selama satu tahun. Sebagai langkah awal RSUD Majalaya ditunjuk menjadi rumah sakit perdana yang menjalankan Program EMAS.
“Adapun jaringan rujukannya datang dari Puskesmas Rancaekek, Ciparay, Solokanjeruk, Pacet, Kertasari, Ibun, Majalaya, dan Paseh” ucap Kustijadi. ● iwa ahmad sugriwa
sumber:koran-sindo.com