Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) menilai variasi naskah soal Ujian Nasional (UN) 2013 menjadi 20 soal dan penggunaan barcode pada paket soal UN diragukan mampu mengantisipasi berbagai kecurangan pelaksanaan UN.
“Kecurangan tak hanya terjadi pada UN, tapi pada Ujian Sekolah (US) kerap terjadi dengan dalih konversi nilai US. Hampir setiap sekolah mematok nilai sekolah (NS) yang merupakan gabungan nilai rapor dan US minimal sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM),” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) FGII Iwan Hermawan, kemarin. Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyatakan soal UN 2013 yang bocor akan mudah dilacak karena memiliki barcode.
Namun, Iwan berpandangan berbeda. Dia memprediksi tingkat kelulusan UN 2013 akan tetap tinggi meski Kemendikbud mengubah pelaksanaan UN dengan menambah variasi soal dan paket soal menggunakan barcode. Menurut dia, seketat apapun tingkat kelulusan pasti tinggi karena kelulusan tidak hanya dari UN, tapi 40% dari NS. Misalnya, jika NS diberi nilai 9, nilai UN-nya 3,3. Dengan begitu, siswa pasti lulus karena batas lulusnya 5,5.
Apalagi, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menargetkan nilai 8. Jika sekolah memberi nilai NS 8 (40%), dengan nilai UN 3,8 (60%), siswa sudah mendapatkan nilai 5,5 sesuai batas aman nilai kelulusan. panji qadhafi
sumber : koran-sindo.com