Militer Amerika Serikat dan Korea Selatan mengakhiri latihan militer gabungan mereka yang telah berlangsung dua bulan. Akibat latihan militer ini juga, Korea Utara meradang, dan melontarkan ancaman membabi-buta.
Diberitakan BBC, Selasa 30 April 2013, latihan tahunan bernama “Foal Eagle” itu diikuti oleh sekitar 10.000 pasukan AS dan Korsel. Latihan meliputi manuver serangan darat, udara, laut dan operasi khusus.
Sebagai bagian dari latihan tersebut, AS menurunkan pesawat siluman pengebom B-2 dan dua pesawat pengebom nuklir B-52 ke Semenanjung Korea. Koran Korsel Rodong Sinmun mengatakan, latihan militer kali ini adalah latihan serang sekaligus antisipasi perang nuklir di kawasan.
Militer AS dan Korsel menyebut latihan ini sebagai “sarana meningkatkan kesiapan aliansi dalam mempertahankan Republik Korea.”
“Kami menganggap hasil latihan ini sangat baik. Selain itu latihan ini dipimpin oleh militer Korsel, jadi ini kesempatan bagus untuk menilai kemampuan tentara Korsel,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Kim Min-seok.
Latihan ini membuat Korut berang. Pemimpin Kim Jong-un berkali-kali mengeluarkan ancamannya kepada AS, Korsel dan negara-negara di kawasan. Salah satunya dengan mengatakan tidak akan menghentikan uji coba nuklir.
Walaupun banyak yang menganggapnya ancaman kosong, namun AS, Korsel dan negara di kawasan menanggapinya dengan serius. AS dan Korsel menyiagakan sistem pertahanan rudal mereka, diikuti oleh Jepang yang khawatir jadi sasaran rudal nyasar.
“Latihan memang berakhir, tapi militer Korsel dan AS akan tetap mengawasi potensi provokasi dari Korut, termasuk peluncuran rudal,” kata Min-seok.
sumber:viva.co.id
