Borussia Dortmund tidak ingin menjadi turis saat melancong ke Wembley, Inggris. Melaju ke final Liga Champions musim ini, meski dipukul Real Madrid 0-2 pada leg kedua semifinal di Santiago Bernabeu, Selasa (30/4), Die Borussen, julukan Dortmund, berambisi meraih gelar kedua di stadion bersejarah tersebut, Sabtu (25/5).
Dortmund dipastikan tampil di Wembley berkat keunggulan agregat 4-3. Kekalahan 0-2 akibat gol Karim Benzema pada menit ke-83 dan Sergio Ramos (88) di Bernabeu, tidak menghalangi langkah Die Borussen menuju partai puncak lantaran menang telak 4-1 pada pertemuan pertama di Signal Iduna Park.
Dortmund melangkah lagi ke final Liga Champions untuk pertama kali sejak 1996/1997. ”Kami sadar tim seperti kami membutuhkan keberuntungan untuk bisa mencapai final (Liga Champions). Bagaimanapun, ini sebuah capaian yang luar biasa. Para pemain pantas merayakan pesta setelah menjalani pertandingan seperti ini,” ucap Klopp, dilansir Reuters. Dortmund siap melanjutkan hegemoni tersebut di London, Inggris.
Mereka bertekad memetik kemenangan tidak peduli siapa pun lawan yang dihadapi nanti, apakah Bayern Muenchen atau Barcelona yang berlaga dini hari tadi. Klub yang berdiri pada 19 Desember 1909 itu bermaksud mengakhiri penantian yang telah berlangsung selama 16 tahun. Edisi 1996/1997 merupakan pertama kalinya Die Borussenmelangkah ke final Liga Champions, yang sekaligus berbuah trofi perdananya seusai mengalahkan Juventus 3-1.
Momen itu kini menjadi sumber motivasi bagi Robert Lewandowski dkk untuk melakukan hal serupa. Apalagi, ada persamaan momentum antara periode tersebut dengan 2012/2013. Pada musim 1996/1997, Dortmund melaju ke final dan memenangi Liga Champions setelah menjuarai Bundesliga dua musim beruntun. Pada era Matthias Sammer dkk itu, Dortmund merajai Bundesliga 1994/1995 dan 1995/1996. Tiket partai pamungkas juga digapai setelah menyingkirkan salah satu favorit juara, yakni Manchester United (MU).
Pada situasi saat ini, Dortmund menguasai Jerman pada musim 2010/2011 dan 2011/2012. Lalu, merusak impian Madrid yang ingin merebut gelar Liga Champions ke-10. Sebelum partai semifinal digelar, Los Blancos, julukan Madrid, merupakan salah satu kandidat juara. Kemiripan lain adalah Dortmund hanya satu kali tumbang dalam perjalanannya hingga final. Pada 1996/1997, mereka kalah saat penyisihan Grup B. Sementara sekarang, saat legkedua babak semifinal.
Ini menunjukkan kalau Dortmund punya peluang besar untuk kembali memenangi Liga Champions. Kesempatan Dortmund makin terbuka jika melihat perkembangan performa akhir-akhir ini. Terlepas hasil negatif di Bernabeu, pasukan Juergen Klopp sempat melewati sembilan pertandingan beruntun di semua kompetisi tanpa kekalahan. Rinciannya 8 menang dan 1 kali imbang di Liga Champions musim ini.
”Saya belum pernah ke Wembley sebelumnya, tapi saya pernah menyaksikan pertandingan tenis (Grand Slam Wimbledon) beberapa kali. Ini akan menjadi salah satu momen terhebat dalam hidup kami. Kami tidak ingin hanya menjadi turis di sana,” tutur Klopp. Di lain pihak, Madrid tetap mendapat aplaus. Meski tersingkir, tuan rumah sudah memperlihatkan pertandingan menarik dan semangat pantang menyerah. Mereka bahkan nyaris saja memaksa Dortmund gigit jari.
”Kami mengawali pertandingan dengan baik dan terus menekan dengan intensitas tinggi serta membuat bola terus bergerak. Seandainya lebih cepat mencetak gol, kami akan bisa membalikkan situasi. Sayangnya, kami membuang beberapa kesempatan,” pungkas Pelatih Madrid Jose Mourinho. m mirza
sumber+foto:koran-sindo.com