Menteri-menteri Luar Negeri Uni Eropa sepakat mengakhiri embargo senjata bagi para pejuang Suriah. Sebaliknya, embargo dan sanksi Eropa terhadap rezim Bashar al-Assad kembali diperpanjang.
Diberitakan BBC, Senin 27 Mei 2013, keputusan ini diambil setelah perdebatan yang alot pada pertemuan menlu UE di Brussels. Penghentian embargo digawangi oleh Inggris dan Prancis yang mendesak dikirimkannya bantuan senjata kepada para pejuang Suriah untuk melawan tentara Assad.
“Keputusan ini penting bagi Eropa demi memberikan pesan bagi Assad bahwa mereka harus bernegosiasi, dan seluruh opsi tersedia jika mereka menolak. Ini adalah hasil yang diinginkan Inggris,” kata Menlu Inggris William Hague.
Kendati embargo telah dihapuskan, namun belum ada keputusan apakah Uni Eropa akan memberikan bantuan senjata atau tidak.
Embargo ini pertama kali diberlakukan pada Mei 2011 kepada pejuang maupun rezim Suriah. Februari tahun ini, Menlu Eropa sepakat untuk memberikan bantuan non-militer pada pejuang Suriah untuk melindungi warga sipil dari pasukan Assad.
Beberapa negara menentang penghentian embargo, salah satunya adalah Austria. Menlu Austria Michael Spindelegger mengatakan, pemberian senjata hanya akan memperburuk konflik yang telah menewaskan lebih dari 80.000 orang itu.
“UE harus menahan diri. Kita adalah gerakan perdamaian, bukan perang,” kata Spindelegger.
Sementara itu, dilansir Reuters, UE juga sepakat pada Senin untuk melanjutkan sanksi finansial dan ekonomi pada pemerintahan Suriah selama satu tahun ke depan.
Langkah ini dilakukan untuk mendesak Assad berhenti membunuhi warga sipil dan mau bernegosiasi. Selain itu, sanksi diperlukan untuk mencegah Assad menggunakan senjata kimia berbahaya yang telah dilarang penggunaannya. (umi)
sumber:vivanews