“Lima kecamatan di Garut yakni Kecamatan Bayongbong, Cisurupan, Sukaresmi, Pamulihan, dan Pakenjeng. Satu kecamatan lain berada di Kabupaten Bandung yaitu Kecamatan Pangalengan,” ujarnya, kemarin. Menurut dia, masuknya enam kecamatan tersebut berdasarkan pengalaman letusan Gunung Papandayan pada November 2002. Saat itu, letusan gunung menyebabkan longsoran di sekitar kawah gunung, aliran lahar dingin ke sejumlah sungai, hujan abu vulkanik, dan awan panas.
“Karakter Gunung Papandayan berbeda dengan gunung api lain misalnya Gunung Guntur di Garut. Jadi tidak ada lontaran batu pijar seperti ancaman Gunung Guntur. Dari pengalaman, letusan gunung di Kabupaten Garut mengakibatkan aliran lahar dingin pada beberapa sungai, hujan abu vulkanik, dan awan panas. Ke wilayah Bandung hanya abu vulkanik. Kami belum bisa memprediksi apa yang akan terjadi bila Papandayan meletus,” paparnya.
Pada Agustus 2011, status Gunung Papandayan sempat mengalami peningkatan dari level waspada menjadi siaga. Peningkatan aktivitas itu hanya berlangsung singkat hingga akhirnya status kembali diturunkan kembali ke level waspada. “Ketika itu, kami sudah mengambil beberapa kebijakan, mulai latihan evakuasi, jumlah data penduduk, luas wilayah, dan titik lokasi yang aman untuk para pengungsi.
Kami perlu kepastian mengenai data jumlah terbaru dan kondisi infrastruktur jalan untuk jalur evakuasi,” ujar Zatzat. Bila status meningkat ke level IV atau awas, Pemkab Garut telah menyiapkan beberapa titik aman untuk warga mengungsi. Beberapa wilayah ini terletak di Kecamatan Bayongbong dan Cikajang. “Kecamatan Bayongbong menjadi daerah terdampak, khususnya terkena aliran lahar dingin ke Sungai Cimanuk yang melintasi kecamatan ini,” katanya.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Papandayan Momon menambahkan hingga kini aktivitas kegempaan di Gunung Papandayan masih fluktuatif. Berdasarkan data yang terekam sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB kemarin, tercatat 14 gempa vulkanik B, lima kali vulkanik A, empat kali gempa tektonik lokal, dan empat kali gempa tektonik jauh.
“Rekomendasi sementara saat ini adalah tidak beraktivitas di batas dua km dari puncak gunung. Di luar itu masih dinyatakan aman,” ucapnya. Suhu kawah terekam di kisaran 226 derajat celsius. Menurutnya, suhu ini masih terbilang wajar, karena suhu di status normal berada di kisaran 200-250 derajat celsius. “Ketika meletus, suhu kawah mencapai lebih dari 306 derajat celsius,” tandasnya. fani ferdiansyah
sumber:koran-sindo.com