Harga daging ayam melonjak hingga Rp 30.000 per kilogram. Diperkirakan kenaikan harga yang mulai berlangsung sejak Rabu (15/5/2013) bakal terus berlangsung , hinga menjelang bulan ramadhan.
Pantauan di pasar tradisional terbesar di kota Banjar, Pasar Gede saat ini harga daging ayam mencapai berkisar antara Rp 29.000 – Rp 30.000. Harga tersebut naik sebesar Rp 2.000 dibandingkan sehari sebelumnya, berkisar antara Rp 27.000 – Rp 28.000 per kilogram.
Naiknya harga daging ayam juga tidak pelak membuat pedagang sempat kesulitan untuk menjual, karena sejumlah konsumen terpaksa membatalkan pembelian.
Pedagng juga mengeluhkan kenaikan harga tersebut. Mereka harus menghadapi dilema apabila harga tidak dinaikkan, maka pedagang bakal mengalami rugi. Sebaliknya apabila harga terlampau mahal, penjualan bakal terus menurun.
“Saya juga kaget dengan kenaikan yang sangat tinggi. hari ini naik Rp 2.000 per kilogram dibandingkan sehari sebelumnya. beberapa calon pembeli juga ada yang membatalkan niatnya, begitu diberi tahu harga sudah naik. Biasanya kenaikkan tidak sebegitu tinggi seperti sekarang, hanya berkisar Rp 500 – Rp 1.000 per kilogram. Saya juga tidak tahu mentgapa naiknya demikian tinggi,” ungkap salah seorang pedagang daging ayam di pasar gede kota banjar Ny. Esih.
Dia menungkapkan tidak bisa memprediksi apakah kenaikan harga dagiung ayan akan terus berlangsung atau kembali tutrun. Alasannya karena selama ini pedagang hanya sebatas membeli dari peternak.
“Saya tidak tahu apakah bakal terus naik atau tidak. yang pasti jika harga terus melonjak, pedagang akan kesulitan menjualnya,” tuturnya.
Esih menambahkan biasanya kenaikan harga daging ayam mulai berlangsung sekitar sebelumn memasuki bulan puasa. Hanya saja saat ini, kenaikan harga lebih cepat dibandingkan kondisi sebelumnya.
“Umumnya kenaikan harga berlangsung sekitar sebelum puasa, akan tetapi saat ini harga sudah naik,” ujarnya.
Hal senada djuga dikemukakan pedagang ayam lainnya, Ny. Idah. Dia mengaku naiknya harga dagiung ayam, berdampak pada menurunnya penjualan.
“Biasanya sehari bisa habis sampai 45 kilogram. Tetapi hari ini, hingga menjelang sore barang dagangan belum habis,” tuturnya.
Terpisah Ketua PPAN (Persatuan Peternak Ayam Nasional) Pringan Heri Dermawan mengatakan bahwa naiknya harga daging ayam berlangsung sejak hari Selasa (14/5/2013). Kenaikan itu dipicu oleh sedikitnya pasokan ayam di tingkat peternak.
Sejak dua bulan belakangan ini, peternah tidak bergairah memasukan DOC (day old chiken) atau ayam umur se hari ke kandang, karena harganya yang anjlok. Akibatnya harga dibawah biaya operasional atau pemeliharaan, menyebabkan peternak mengalami kerugian besar.
“Bahkan di kandang harga pernah menyentuh Rp 12.000 per ekor, padahak untuk sampai pada harga keseimbangan atau break even point (BEB) minimal Rp 15.000. Dengan kondisi itu memang ada penurunan produksi sekitar 20 persen dibandingkan keadaan normal yang mencapai 2 juta ekor ayam per bulan,” ungkapnya.
Dia menambahkan dengan harga saat ini di kandang hanya Rp 15.500 per ekor, peternak masih belum mendapatkan keuntungan. Hanya saja karena untuk menjaga kelangsungan peternakan maupun memenuhi kebutuhan masyarkaat, peternak tetap memasukkan ayam ke kendang.
“Apabila harga naik peternak tentu bakal kembali bergairah menjalankan usahanya. Terus terang sejak dua bulan lalu, peternak rugi,” kata Heri.
Lebih lanjut Heri mengatakan bahwa harga ayam saat ini bakal berdampak pada stok dan harga ayam menjelang bulan puasa atau Ramadhan.
Apabila saat ini atau pada bulan Mei harga ayam anjlok, maka bulan Juni peternak tidak memasukkan ayam ke kandang atau peternak bakal mengurangi produksi.
“Dampak kekurangannya bakal dirasakan hingga memasuki bulan puasa. Untuk itu harga daging ayam harus terus dirangsang sehingga peternak kembali mendapatkan untung,” ungkapnya.(A-101/A-89)***
sumber+foto:pikiran-rakyat.com