Udara malam yang dingin bisa membuat perut keroncongan. Rasanya semangkuk bubur ayam cocok jadi penumpasnya. Buburnya disajikan dengan kuah kaldu yang gurih dan ditaburi aneka topping yang royal. Dijamin perut hangat kenyang!
Menjelang malam, lingkungan sekitar Jl. Kisamaun, Pasar Lama Tangerang selalu penuh sesak dengan penjaja makanan dan pengunjungnya. Sisi jalur pejalan kaki ditempati oleh pedagang makanan gerobakan. Ada sate, es kelapa muda, nasi bakar hingga martabak. Tak jauh dari situ ada pedagang bubur ayam yang cukup tersohor yaitu Bubur Ayam Benteng (Tiffany).
Meski hanya menjual satu menu makanan saja, gerobak bubur ayam ini selalu diserbu pembeli. Mulai dari pekerja kantoran hingga penduduk sekitar yang hanya sekedar ingin menghangatkan tubuh dengan semangkuk bubur.
Gerobak buburnya berwarna putih, pada kaca depan bertuliskan Bubur Ayam Benteng. Juga stiker putih bertuliskan kata senja. Mungkin tulisan ini menandakan jam berjualan bubur yang hanya di sore hari hingga malam hari. Di tahun 2008, bubur ayam ini juga pernah disinggahi oleh Bondan Winarno dalam acara Wisata Kuliner.
Bubur ayam racikan Cirebon ini juga dikenal dengan Bubur Ayam Tiffany karena berjualan persis di depan toko kue Tiffany. Toko rotinya memang sudah lama tutup, namun gerobak bubur ini masih saja berada di situ menjelang senja.
Agar tidak terlalu lama menunggu bubur selesai diracik, ada sekitar lima orang pegawai yang bekerja dengan cekatan. Dua pria bertugas meracik bubur, setelah mendengarkan pesanan dari pembeli, bubur yang masih hangat diambil dari panci dan diletakkan di atas mangkuk.
Kemudian ia mengoper ke teman sebelahnya untuk diberikan topping. Kaldu ayam, merica bubuk, kerupuk kanji oranye, daging ayam suwir dan kedelai goreng. Kemudian, ditambahkan irisan daun bawang dan bawang goreng merah. Lalu dioper lagi ke teman yang bertugas mengantarkan pesanan.
Meski sejak datang ke sini gerobak tak pernah sepi didatangi pembeli, namun tidak perlu berlama-lama menunggu racikan bubur diantarkan. Hanya lima menis saja, bubur ayam pesanan kami langsung tersaji bersama sate yang disajikan dalam mangkuk terpisah.
Bubur berporsi agak royal ini disajikan di mangkuk kaca berwarna putih dan senada dengan warna buburnya. Namun terlihat agak encer karena disiram dengan kuah kuning atau kaldu ayam. Sayapun segera mengaduk-aduk bubur dan toppingnya hingga rata.
Mumpung masih hangat mengepul sayapun menyuapnya. Hmm.. ternyata buburnya tidak terlalu kental dan lembut dengan racikan kaldu yang pas. Karena kurang manis dan pedas sayapun menuangkan sedikit kecap dan sambal merah ke dalam mangkuk bubur. Wah, rasanya jadi makin enak, gurih dan manisnya pas. Sambalnya pedas, menambah rasa bubur ayam yang penuh topping ini.
Sesekali gigi mulai mengunyah kacang kedelai dan kerupuk yang garing. Masih belum puas dengan toppingnya, saya menambahkan dua tusuk sate, ada sate ayam dan sate jantung, Rasanya tak salah pilih menambahkan sate untuk topping tambahnnya. Karena teksturnya kenyal-kenyal dan gurih, makin enak saat dikunyah bersama buburnya yang lembut ini. Cocok untuk mengisi perut kosong saat pulang kantor.
Ternyata saya hanya cukup membayar Rp. 8.000 untuk seporsi bubur ayam ini. Sedangkan untuk sate usus, sate ati-ampla, sate telur puyuh dan sate jantung, cukup menambah Rp. 2.000 saja per tusuknya. Oh iya, kalau mau pesan setengah porsi bubur juga bisa, biasanya disajikan dalam mengkuk ayam jago.
Untunglah saat mampir ke sini bukan saat weekend, karena dalam waktu dua hingga tiga jam saja bubur ayam ini sudah ludes terjual.
Bubur Ayam Benteng (Tiffany)
Jl. Kisamaun,
Pasar Lama, Tangerang
Buka: 18.00 WIB – 21.00 WIB
Sumber: detik.com