Anak-anak merupakan masa depan Jawa Barat. Perhatian anak-anak harus terus ditingkatkan. Oleh karenanya anak-anak memiliki hak untuk belajar dan menunutut ilmu. Karena berbagai sebab mereka menjadi pekerja. Ini sebenarnya tidak boleh terjadi, untuk itulah kita berupaya sekuat tenaga untuk mengurangi pekerja anak di Jawa Barat.
Demikian ditegaskan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat menghadiri penyerahan paket peralatan sekolah bagi penerima manfaat Program Pengurangan Pekerja Anak dalam rangka mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) 2013 di aula Pusdai Bandung, Rabu (5/6/2013).
Menurut Gubernur, Jawa Barat sepertinya paling banyak para pekerja anak. Pihaknya menyambut baik PPA-PKH yang digulirkan Kementerian Tenaga Kerja. Untuk itulah program tersebut secara proporsional harus diatur di Jawa Barat. “Paling tidak jumlah anggaran yang ada, di Jawa Barat ada 20 persen anak di Indonesia. Menyelesaikan persoalan anak di Jawa Barat berarti menyelesaikan seperlimanya anak Indonesia. Makanya anggarannya minimal harus ada 20 persennya,” kata Heryawan.
Dalam proses jangka panjang Pemprov Jawa Barat terus nmelakukan program khusunya program yang bisa memutus mata rantai anak dan sosial. Mata rantai tersebut kata Heryawan bisa diputus dengan pendidikan. “Program seluruh SD/Sederajat dan SMP/Sederajat sudah digeratiskan. Insya Allah sebab kita memandang tidak cukup SLTP. Secara bertahap bulan Juli mendatang 2013 seluruh SMA sederajat secara bertahap digeratiskan dan mantabnya bulan Januari 2014,” ujarnya.
Oleh karenanya tidak ada alasan anak Jawa Barat tidak sekolah minimal SLTA. Orang tua juga tidak ada alasan, untuk tidak menyekolahkan anaknya karena sudah terpenuhi. “Di lapangan masih ada, sekitar 3 persen masyarakat belum care terhadap pendidikan. Faktornya ada orang tua yang memaksa anaknya untuk membantu pekerjaan. Itu harus tudak lagi terjadi di Jawa Barat,” ungkapnya. (B.101/A-147)**
sumber:pikiran-rakyat.com