BANGUNAN itu berukuran 8×7 meter persegi. Dindingnya terbuat dari belahan bambu. Atapnya dari asbes. Jika hujan turun, air akan masuk ke ruangan itu. Bangunan itu rupanya bekas kandang ayam. Di dalam bangunan itulah Samili (55) bersama istri dan anaknya tinggal sejak tiga bulan lalu. Bekas kandang ayam milik Ajang Sutisna itu berada di Kampung Kiarapayung, RT 03/10, Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.
“Kalau hujan air masuk dari dinding yang terbuka. Dingin sih sudah pasti. Tapi mau bagaimana lagi? Soalnya kami sudah tidak punya tempat tinggal. Ada orang yang membantu saja sudah sangat bersyukur,” ujar Samili, Rabu (12/6).
Di ruangan berlantai tanah itu terdapat dua tempat tidur sederhana yang terbuat dari kayu. Tempat tidur itu hanya dilapisi karpet dan tikar yang biasa dipakai oleh Samili dan istrinya. Satu lagi tempat tidur diisi oleh Yayan dan Rini, anak Samili. Anaknya yang lain terpaksa tidur di lantai tanah dengan beralaskan terpal dan tikar seadanya.
Penerangan rumah mereka pun hanya sebuah lampu bohlam berdaya lima watt. Untuk memasak, keluarga ini menggunakan tungku kayu bakar. Tungku tersebut disusun dari tumpukan batu bata.
“Ya, memang kami tinggal di tempat seadanya. Bisa berteduh saja saya sudah beryukur,” ujarnya.
Samili mengaku sudah tidak kuat mencari nafkah. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia mengandalkan anaknya yang bekerja sebagai buruh tani. Upah sebagai buruh tani rata-rata sebesar Rp 20.000 per hari. Karena ketidakmampuannya, anak-anak Samili pun tidak bisa melanjutkan pendidikannya.
Samili dan keluarganya merupakan warga pendatang. Mereka berasal dari perkebunan Dewata, RT 01/11, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu. Samili sekeluarga bekerja sebagai buruh petik teh di Perkebunan Dewata, Ciwidey. Namun karena usia lanjut, Samili sudah tidak bisa lagi bekerja di perkebunan tersebut sehingga ia dan keluarganya harus meninggalkan rumah fasilitas perkebunan.
“Saya pernah bekerja di Dewata sejak 2001 hingga tahun kemarin. Karena sudah tidak bekerja lagi di sana, saya jadi tidak punya tempat tinggal. Saya pun diajak oleh mertua anak saya untuk tinggal di Kampung Kiarapayung,” katanya.
Sebelum menempati kandang ayam itu, Samili sempat tinggal bersama mertua dari anaknya bernama Adun (70). Namun karena rumah milik Adun sudah ditempati lima kepala keluarga, ia diajak pindah untuk menempati kandang ayam milik Ajang, Ketua RW di kampung tersebut.
“Saya sebenarnya sudah menyiapkan sebagian tanah saya untuk mendirikan rumah untuk keluarga ini. Tanah seluas 42 meter persegi tidak jauh dari rumah saya. Namun belum ada bahan bangunan untuk mendirikannya. Kalau sudah ada nanti sama warga gotong royong untuk membangunnya,” kata Ajang.
Kasubag Humas Pemkab Bandung, Asep Sahdiana, menjelaskan, Pemkab siap membantu keluarga Samili. Pihaknya sudah melakukan pendataan mengenai kebutuhan pembangunan rumah untuk keluarga ini.
“Tanahnya kan sudah ada. Jadi tinggal didata saja kebutuhannya. Selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan pihak Desa Sukajadi,” kata Asep. (*)