Polisi menyiapkan sketsa wajah pelaku pelemparan bom panci ke Mapolsek Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya.
Sketsa tersebut diperoleh dari pemeriksaan keterangan sopir dan kernet truk, Hasan dan Bambang, yang saat kejadian berada di lokasi. Berbekal sketsa wajah tersebut, polisi akan mengejar dua pelaku yang menurut saksi mata mengendarai sepeda motor matic. KapolsektaRajapolahAKPJunaedi mengatakan, saksi Hasan dan Bambang diperbolehkan ulang setelah dimintai keterangan, namun keduanya bersedia kembali dipanggil jika dibutuhkan.
“ Pelayananmasyarakat kembali dibuka, termasuk bekas sisa ledakan dibersihkan. Penjagaan semakin diperketat, termasuk kesiapsiagaan anggota makin ditingkatkan,” ujarnya, kemarin. Pascateror di Mapolsek Rajapolah, polisi langsung menggelar raziadisejumlahtitikperbatasan. Diduga kuat pelakunya meloloskan diri dan keluar dari wilayah Tasikmalaya serta Ciamis, bahkan diduga telah keluar dari Jawa Barat. Meski demikian, polisi dipastikan tetap memburunya.
“Kewaspadaan anggota memang ditingkatkan, karena aksi teror bisa kapan dan dimana saja terjadi,” kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Iwan Imam Susilo. Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, sudah membentuk timyangberasaldari MabesPolri, Densus 88 Antiteror Polri, serta Polda Jabar untuk menyelidiki peristiwa tersebut.
“Kami belum bisa menyimpulkan motif peristiwa itu,” ucapnya. Polisi tidak bisa berandai-andai menentukan pelaku dan motif pelemparan bom berdaya ledak rendah (low explosive) tersebut. Sebab, ada beberapa kemungkinan motif pelaku dalam melakukan teror terhadap kepolisian. Pengamat politik dan keamanan Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi menilai pelemparan bom panci ke Mapolsek Rajapolah harus menjadi introspeksi kinerja kepolisian selama ini. Di samping polisi harus menangkap para pelakunya.
“Momentum kebencian terhadap kepolisian dimanfaatkan pihak tertentu untuk melakukan aksi teror dan anarkistis,” ujarnya. nanang kuswara/ raden bagja mulyana.(koran-sindo.com)