Memanjakan Perut Dengan Sate Klatak, Sambal Belut, dan Bakmi Jowo

by -601 views

Sate-klatak-disajikan-dengan-kuah-gule-encerJika Anda ingin merasakan makanan khas Yogya selain gudeg, Bantul mungkin punya apa yang Anda cari.

Akhir pekan lalu saya sengaja menjelajahi Bantul demi mendapatkan hidangan kuliner favorit. Saya sudah bisa membayangkan pada musim libur pasti warung-warung tradisional yang sudah terkenal seperti itu akan menjadi sasaran para wisatawan domestik.

Sebenarnya ada sangat banyak ragam kuliner di wilayah Bantul, salah satu yang menjadi favorit adalah sate klatak (ada juga yang menuliskan “klathak”). Sate klatak adalah sate kambing yang ditusuk menggunakan ruji sepeda, bukan tusuk sate biasa dari kayu. Dinamakan sate klatak karena ketika dibakar akan berbunyi klatak-klatak, sembari memercikkan api.
Sore itu saya menyempatkan ke warung Sate Klatak Pak Pong, warung sate klatak yang bisa dibilang paling terkenal di antara warung-warung lain. Sebenarnya, sebagai orang Yogya, saya malu mengaku baru kali ini mencoba sate klatak. Rencana sih sudah ada dari dulu, entah kenapa baru kesampaian sekarang.
Ketika tiba di Sate Klatak Pak Pong, sudah berderet mobil-mobil dengan plat nomor dalam maupun luar kota. Untungnya, walaupun ramai, saya tidak perlu terlalu lama menunggu hingga pesanan datang. Ternyata satu porsi sate hanya terdiri dari dua tusuk, dengan satu tusuknya berisi sekitar delapan potong daging tanpa lemak. Sate tersebut disajikan dengan kuah gulai encer.

Baca Juga:  Hari Bertambah Sedetik, Apa yang Mungkin Terjadi pada 30 Juni 2015?

Karena perut sudah melilit, langsung saya mulai santap sate dengan nasi panas. Secara otomatis, saya langsung mencari kecap manis yang sudah umum menjadi teman makan sate kambing. Ternyata di meja tidak disediakan. Sate klatak memang unik karena hanya dibumbui dengan garam saja. Benar juga sih, kalau ditambah kecap manis, apa bedanya dengan sate kambing biasa?

Gigitan pertama rasanya lumer di mulut. Dagingnya empuk sekali. Kematangan dan rasa asinnya juga pas. Bumbu yang sederhana tersebut justru membuat rasa daging kambing sangat menonjol. Asyiknya lagi, walaupun hanya dibumbui garam, tidak ada bau prengus sama sekali.

Porsi yang kecil itu menurut saya justru pas, karena pengunjung jadi bisa memesan menu-menu lain. Saya juga jadi tidak malu-malu untuk memesan tongseng kambing yang tidak kalah lezat. Menu lainnya antara lain gulai, tongseng otak, dan tongseng kaki kambing. Harga satu porsi sate hanya Rp14 ribu, cukup ramah di kantong untuk warung setenar itu.

sumber:id.yahoo.com/

About Author: Damar Alfian

Gravatar Image
Damar Alfian adalah seorang penulis dan kontren kreator di Bandung, Jawa Barat. Dia juga sebagai kontributor di beberapa media online.