Lebih jauh, penyesuaian harga jual membuat pelanggan dan jumlah pesanan menurun sampai 25 persen.
Salah seorang perajin rotan Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Imam (32) menuturkan, sejauh ini kenaikan harga BBM memang belum membuat harga bahan baku rotan meningkat sifnifikan. “Harga bahan baku naik sedikit demi sedikit sejak BBM naik. Sekarang kenaikan masih sekitar Rp 2000-3000 per kilogram,” katanya saat ditemui Minggu (7/7/2013).
Meski demikian, kata Imam, dengan jumlah kebutuhan bahan baku 7 kwintal – 1 ton per bulan, setiap bulan dirinya harus mengeluarkan modal tambahan Rp 2-3 juta untuk bahan baku rotan. Namun hal itu sebenarnya tidak berpengaruh banyak kepada harga jual kerajinan rotan yang ia jual kepada konsumen.
Menurut Imam, pengaruh terbesar justru datang dari komponen produksi lain seperti bahan pendukung dan upah pekerja. Seiring kenaika harga BBM, bahan pendukung juga mengalami kenaikan harga yang bervariatif dari 30-40 persen.
Sementara itu, upah pegawai bahkan meningkat jauh sebelum kenaikan harga BBM resmi diterapkan. Meski belum resmi diterapkan, para pekerja sudah meminta penyesuaian upah 12,5-15 persen.[pikiran-rakyat]
“Sebelum isu kenaikan harga BBM, upah paling tinggi Rp 20.000 per hari. Sejak gembar-gembor BBM akan naik harga, pekerja meminta kenaikan menjadi Rp 22.500-25.000,” tutur Imam. (A-178/A-26)***