Para petani di daerah Pantura Kabupaten Cirebon, Indramayu, Jawa Barat mengeluhkan produksi bawang merah yang mengalami penurunan akibat kemarau basah saat ini. Riwad, salah seorang petani bawang merah di Losari Kabupaten Cirebon, mengatakan akibat kemarau basah produksi bawang merah turun karena pertumbuhan tanamanan tersebut kurang maksimal. Kondisi itu mengakibatkan hasil panen bawang merah menjadi anjlok dibandingkan sebelumnya.
Dia menyatakan, biasanya hasil panen dari lahan tanam sekitar satu hektare mendapatkan 15 ton bawang merah. “Tapi, kini paling hanya menghasilkan bawang merah 8 sampai 9 ton,” kata Riwad di Cirebon, Senin (8/7).
Selain kondisi kemarau basah, serangan berbagai hama dan penyakit terus menyerang tanaman bawang merah tersebut. Menurut Suparjo, petani bawang merah lainnya, akibat kemarau basah itu sebagian lahan tanaman bawang merah gagal panen, sehingga petani merugi dan hasilnya menjadi kurang maksimal. “Hujan yang berkepanjangan dan serangan hama itu terus merusak tanaman bawang merah,” ujarnya.
Dia berharap pada musim tanam selanjutnya bisa panen dengan maksimal. Biasanya pada lahan satu hektare mampu memproduksi sekitar 15 ton, tapi kini anjlok hanya kurang dari 8 ton.
Manajer Koperasi Nusantara Jaya, salah satu pengelelola petani bawang merah di Cirebon, Mudatsir, mengaku penurunan produksi bawang merah akibat kemarau basah itu membuat pasokan untuk pasar tradisional terhambat karena persediaan dari petani berkurang. Diperkirakan setelah panen raya, kata dia, kebutuhan bawang merah akan terpebuhi sehingga harga bawang merah kembali normal mengingat jika mahal tetap akan menyulitkan petani dalam penyediaan bibitnya. [republika]