Jumlah kasus bunuh diri di seluruh dunia terus meningkat. Menurut data dari The International Association for Suicide Prevention (IASP) setiap tahunnya terjadi hampir 1 juta kasus bunuh diri. Jika lebih dirinci berarti hampir setiap 40 detik terjadi satu kasus bunuh diri, seperti dikutip Andriwongso.com, Selasa (10/09/2013)
Kecenderungan itu telah mendorong pemerhati masalah ini mendirikan IASP dan akhirnya menetapkan satu hari untuk memperingati apa yang dinamakan sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia (World Suicide Prevention Day/WSPD) yang jatuh setiap tanggal 10 September.
Brian Mishara, Presiden IASP, menyebutkan bahwa, “orang yang meninggal karena bunuh diri lebih banyak ketimbang korban perang ditambah korban serangan teroris dan kasus pembunuhan lain. Jumlahnya bahkan diperkirakan akan mencapai 1,5 juta kasus pada tahun 2020. Tentu saja hal ini masih bisa diupayakan dikurangi jika berbagai pihak sama-sama melakukan gerakan pencegahannya”, seperti dikutip Andriwongso.com.
Menurut data WHO, pada tahun 2009 empat negara yang kasus bunuh dirinya tertinggi adalah Eropa Timur yaitu Rusia, Latvia, Belarusia, dan Slovenia. Data yang mirip juga pernah dirilis tahun 2003. Sedangkan tingkat kasus bunuh diri terendah terjadi di negara-negara Amerika Latin, negara-negara Muslim, dan sebagian kecil negara Asia.
IASP menunjukkan sejumlah fakta tentang kasus bunuh diri itu, antara lain:
- Menurut WHO, kasus bunuh diri adalah masalah kesehatan terbesar di negara-negar yang berpendapatan tinggi dan masalah yang makin tumbuh di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah.
- Bunuh diri adalah kasus paling depan dalam hal kematian anak-anak muda di dunia.
- Hampir satu juta orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya.
- Korban bunuh diri jauh lebih banyak dari kumulatif korban perang dan pembunuhan.
- Sebagian besar orang yang meninggal karena bunuh diri menderita penyakit mental.
- Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa beban penyakit yang disebabkan oleh penyakit mental akan mencapai 25% dari total beban penyakit di dunia dalam dua dekade mendatang, sehingga hal ini menjadi masalah kesehatan yang paling harus diperhatikan (lebih penting daripada kanker atau penyakit jantung.
Sumber: Andriwongso.com