Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Oded M Danial meluncurkan Gerakan Mari Disipilin (GMD) di Lapangan Tegallega, Kamis (26/9). Gerakan itu akan menjadi percontohan di Indonesia.
Langkah konkret GMD mulai Jumat (27/9/2013) adalah diadakannya penertiban, seperti para pengamen yang meresahkan, anak jalanan, dan gelandangan pengemis. “Pengamen, anak jalanan, dan gepeng yang terjaring dikumpulkan dan dibina di mes Persib dan akan diberdayakan dengan lebih baik,” ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, di Tegallega, kemarin.
Menurut Emil, gelandangan pengemis dan anak jalanan harus dimanusiakan dan diberdayakan. Selain di mes Persib, kata Emil, para gelandangan ini akan ditampung di barak militar. Adapun pengemis dan anak jalanan dari luar kota akan dideportasi ke daerah asalnya. “Jangan mencari nafkah dengan meminta-minta karena tidak terhormat,” ujar Emil.
Emil mengatakan sudah terdaftar 2.000 orang menjadi relawan GM. “Relawan akan diberi rompi berwarna merah sebagai tanda berani dan disiplin,” ujar Emil.
Menurut Emil. relawan GMD tidak bekerja secara instan karena akan terus bekerja menegur dan menindak para pelanggar disiplin, ketertiban, dan keamanan di Kota Bandung. “Relawan GMD merupakan tim yang bekerja selama lima tahun. Jadi bukan gerakan seremonial awal, tetapi gerakan jangka panjang untuk perubahan perilaku warga,” ujar Emil.
Untuk tahap awal GMD akan terfokus pada kedisiplinan lalu lintas sehingga mengurangi kemacetan di Bandung. Selain itu, menyasar para pedagang kaki lima (PKL) yang kerap membandel berjualan di trotoar dan badan jalan. “Jadi para pelanggar disiplin akan diarahkan dan dibimbing untuk berperilaku disiplin,” ujar Emil.
sumber: tribunnews.com