Kejatuhan Ikhwanul Muslimin berdampak buruk pada posisi Hamas di Jalur Gaza. Militer Mesir yang menggulingkan Ikhwanul Muslimin kini memperketat penjagaan di perbatasan Mesir-Jalur Gaza.
Hamas selama ini mengandalkan dana dari aktivitas penyelundupan sepanjang perbatasan. Hamas pun dilanda krisis yang membuatnya tidak bisa membayar gaji pegawai pemerintah di Jalur Gaza.
Hamas menunggak gaji pegawai pemerintah sejak September. Bonus untuk merayakan Idul Adha juga terancam dihapuskan.
“Perayaan (Idul Adha) yang seharusnya dipenuhi keceriaan kini berubah menjadi mimpi buruk,” ujar seorang pegawai pemerintah di Jalur Gaza, Mohammed Khalil, seperti dikutip Reuters, Rabu (9/10/2013).
Hubungan antara militer Mesir dengan Hamas memang buruk. Militer Mesir menuduh Hamas terlibat dalam aksi kekerasan di wilayah Semenanjung Sinai.
Hamas sendiri berusaha meredakan kekhawatiran pegawainya. Mereka berjanji krisis ini bisa segera diatasi.
“Kami pernah mengalami masalah yang lebih buruk. Krisis ini akan kami atasi secepatnya,” imbuh Sekretaris Jenderal Hamas Abdel Salam Seyam.
Ikhwanul Muslimin jatuh dari kekuasaan setelah Presiden Mohamed Morsi dikudeta militer pada Juli. Pengadilan Mesir kemudian melarang Ikhwanul Muslimin beraktivitas dan menyita aset kelompok tersebut.
Pendukung Ikhwanul Muslimin yang berani melawan akan ditekan secara keras oleh militer. Pekan lalu, setidaknya 50 warga tewas dalam bentrokan antara pendukung Ikhwanul Muslimin dengan aparat keamanan.
Sumber: Okezone.com