Jabarmedia.com – Pertumbuhan penyakit AIDS yang sangat berbahaya dan mematikan seharusnya dicegah, baik dengan melakukan berbagai sosialisasi terhadap publik, kalangan pendidikan, bahkan sampai kalangan yang berpotensi besar terjangkit AIDS.
Pencegahan penyakit AIDS sejatinya bukan hanya wacana yang bergulir terus-menerus karena penyakit AIDS sudah merasuki kaum remaja di kalangan anak sekolah, mahasiswa dan kalangan umum.
Menurut Kabid Pencegahan Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan (P3L) Dinas Kesehatan (Dinkes), Edi Darma, usia rata-rata pengidap AIDS antara 25-49 tahun.
Bahkan, menurutnya, di Bogor penyakit mematikan ini telah menjangkit anak usia di bawah lima tahun (balita).
“Ada 60 balita yang terjangkit AIDS. Ini disebabkan karena si ibu tertular oleh suaminya,” ungkapnya, seperti dilansir Radar Bogor (JPNN Group), dan dimuat laman Ngomel.com, Rabu (9/10/2013).
Penyakit AIDS dapat tumbuh melalui pergaulan bebas sehingga memungkinkan orang yang tidak mengidap penyakit AIDS pun akan tertular melalui penggunaan jarum suntik oleh para pengguna narkotika.
“Jumlah pengidap AIDS memang belum terhitung seluruhnya. Sejauh ini, Dinkes hanya mengacu dari pengambilan sampel para pekerja seks komersial (PSK), waria, gay dan pengguna narkotika, ujarnya.
Namun, pengidap AIDS, tambah Edi, dikarenakan jarum suntik narkotika. “90 persen pengidap AIDS disebabkan karena jarum suntik narkoba,” sebutnya.
Kian menularnya penyakit AIDS, lanjut Edi, narapidana di Lapas Paledang juga berpotensi mengidap AIDS.
Pada tahun 2005, Dinkes pernah mendapati napi yang mengidap AIDS. “Sekarang juga masih ada. Tapi itu menjadi kewenangan pihak Lapas. Pada 2005, kami menemukan,” ucapnya.
Soal kendala penekanan angka penderita, Edi mengaku, hingga kini belum ada obat penyembuh AIDS. Namun, AIDS bisa dicegah dengan menghindari perilaku seks yang buruk dan penggunaan jarum suntik sembarangan.
“Di Bogor tidak ada lokalisasi khusus. Dominasinya adalah pengunaan jarum suntik narkotika,” imbuhnya [ed.NA]