Pelaksanaan tes penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) khusus dari kalangan tenaga sukwan kategori II di Tasikmalaya, digelar di kompleks Pondok Pesantren Cipasung. Terdapat 136 ruangan dan 8 titik lokasi yang disiapkan untuk pelaksanaan tes dengan peserta sebanyak 2.659 orang itu.
“Para pengawas penting mengetahui prosedur dalam pelaksanaan tes, sehingga pelaksanaan bisa berjalan lancar dan tanpa kendala. Dan yang paling utama dalam pendistribusian soal, jangan sampai ada yang salah atau keliru,” kata kepala Bidang Pengembangan Pegawai BKPLD Kabupaten Tasikmalaya, Ari Fitriadi, Minggu (3/11/2013).
Pengawasan pelaksanaan tes CPNS ini dilakuakn oleh banyak unsur, baik itu pihak kepolisian, BPK, BPKP, KPK, dari Menpan dan Mendagri.
Kepala Inspektorat Kabupaten Tasikmalaya, Iwan Saputra mengatakan, pelaksanaan CPNS daerah saat ini harus akuntabel dan terhindari dari praktik kecurangan yang bisa merugikan. Pengawasan dari berbagai pihak terus dilakukan dari awal pelaksanaan hingga akhir.
“Untuk pelaksanaan tes CPNS sekarang ini akan kita kawal agar pelaksanaanya bisa lebih akuntabel,” katanya.
Pihak panitia berani menjamin pelaksanaan tes CPNS berjalan sesuai prosedur dan terhindar dari trik dan intrik atau pencaloan yang kerap mewarnai setiap pelaksanaan tes CPNS. Hanya saja sebagian kalangan masih ada yang percaya terhadap rayuan seseorang yang mengaku dekat dengan pejabat, dan bisa meluluskan tes CPNS.
Tak sedikit para peserta tes yang sudah menyetor uang dengan harapan bisa lulus CPNS. Nilainya variatif antara Rp 5 juta sampai puluhan juta. Menurut Nanan, salah seorang sukwan peserta tes CPNS mengatakan, dirinya pernah ditawari seseorang yang mengaku bisa meloloskan tes CPNS. Standar harga jual CPNS saat ini mencapai Rp 80 juta dengan menerapkan sistem bayar di muka. Sedangkan selebihnya dibayar ketika tenaga sukwan sudah benar-benar lulus. Oknum juga berani menjamin, jika tidak lulus, uang yang sudah masuk bisa dikembalikan lagi.
“Ada yang minta Rp 5 juta di muka ada juga yang Rp 8 juta sisanya dibayar nanti setelah lulus,” ujar Nanan.
Namun Nanan mengaku, meski beberapa kali didatangi orang yang mengaku pejabat atau dekat denga pejabat baik di tingkat daerah atau pun pejabat di tingkat pusat. Apalagi orang itu mengumbar janji bisa meluluskan tes asalkan menyetor sejumlah uang yang dibayar sebagian di muka. Dirinya tak tergoda sedikit pun.
“Tapi saat ngecek peserta lain ternyata banyak yang mengaku didatangi orang-orang yang mengaku bisa meluluskan. Tapi saya tidak begitu percaya, lagi pula uangnya juga tidak ada,” katanya.
Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Latihan Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Ahmad Muhksin mengaku banyak orang-orang yang mencari kesempatan dari pelaksanaan CPNS ini. Motifnya memang beraneka ragam, termasuk banyak yang mengaku-ngaku sebagai pejabat.
“Memang banyak yang memanfaatkan momen dari pelaksanaan CPNS ini. Dan saya tekankan oknum itu sama sekali tidak bisa meluluskan karena yang bisa meluluskan adalah dirinya sendiri,” kata Ahmad. (kompas)