Sore itu, semburat jingga mentari berpendar dari balik awan ufuk barat menciptakan pemandangan sempurna. Waktu beranjak menuju malam. Puluhan pemuda mengambil posisi dengan bidikan kamera ke arah peraduan matahari di tepian obyek wisata pantai panjang. Puluhan anak-anak berlarian menyibak sapuan ombak yang pecah di bibir pantai. Sepoi angin pantai datang bergantian menyapu wajah dan rambut pengunjung Pantai Jakat, Kota Bengkulu.
Pantai Jakat merupakan salah satu obyek wisata pantai yang berada pada barisan obyek wisata pasir putih pantai panjang. Pantai Jakat merupakan salah satu obyek andalan Provinsi Bengkulu selain bunga Rafflesia dan beberapa obyek wisata lainnya.
Di sepanjang jalan obyek wisata Pantai Jakat terdapat puluhan pedagang kaki lima berdiri di atas trotoar dengan tenda-tenda berwarna beragam. Tenda-tenda itu menawarkan beragam kuliner jajanan khas pesisir, ada bakar ikan, kelapa muda, bakar jagung, dan sate ceker atau kaki ayam potong.
Ketika mengunjungi kawasan ini mata akan terpuaskan dengan suguhan kecantikan laut yang membiru serta gulungan ombak menuju pantai. Di barisan tenda-tenda makanan tampak puluhan pengunjung duduk sambil bercengkerama diselingi dengan mencicipi menu khas kawasan itu.
Sate ceker, di kawasan ini cukup populer dan diminati pengunjung. Penjual sate ceker tidak hanya ada di satu tenda tetapi tenda-tenda yang lain juga menjual menu yang sama. “Sate ceker merupakan kaki ayam kampung yang dimasak dengan cara dipanggang hingga matang. Selanjutnya dilumuri kuah santan kental, kunyit, cabai dan beberapa bumbu lain sehingga akan terasa nikmat dan memanjakan lidah,” kata Viola, salah seorang penjual sate ceker di kawasan tersebut, Kamis (31/10/2013).
Sate ceker layaknya seperti sate yang lain menggunakan tusuk dari bambu, dan dilumuri dengan kuah santan dicampur kunyit. Kenikmatan semakin terasa di lidah ketika komposisi kunyit dan bumbu rahasia lainnya diaduk menjadi satu dalam piring yang memang disediakan oleh penjual.
Penikmat sate ceker, Dani (24), kepada Kompas.com mengatakan akan terasa kurang rasanya bila berkunjung ke kawasan tersebut tanpa mandi air laut dan makan sate ceker. “Sate ceker ini sangat ngangenin, makanya saya dan keluarga kalau lagi suntuk refreshing ke pantai pasti makannya sate ceker. Sambil melepas mata ke arah pantai, sungguh pengalaman luar biasa,” kata Dani.
Meski hari semakin gelap, jumlah pengunjung bukan berkurang tetapi malah terus bertambah. Jejeran kendaraan motor dan mobil tampak tersusun panjang di tepi jalan di dekat tenda-tenda yang menawarkan menu sate ceker.
Viola mengaku dalam satu hari tidak kurang dari Rp 1,5 juta keuntungan yang mampu diraup apalagi menjelang hari libur terutama Sabtu dan Minggu. “Pada saat weekend pengunjung makin banyak dan dari berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga kaum tua begitu juga dengan tingkat profesi mulai dari swasta sampai dengan pejabat,” kata Viola.
Ketika haus menerpa, ada banyak minuman menjanjikan penghilang dahaga tersedia, kelapa muda, es buah, hingga minuman kaleng dingin sudah tersedia. “Jika Anda merasa kurang puas dengan pelayanan kami mohon berikan kritik tapi bila Anda puas tolong sampaikan pada teman dan rekan Anda ya mas,” kata Viola ketika melepas pengunjung yang hendak pulang usai menikmati sate ceker.
sumber:kompas.com