Pemerintah Israel, Jumat (10/1/2014), mengumumkan rencana pembangunan 1.400 rumah baru di kawasan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem Timur.
Pengumuman ini sudah diperkirakan setelah Israel membebaskan 26 orang tahanan Palestina bulan lalu namun tertunda oleh kunjungan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry.
Juru runding Palestina, Saeb Erekat, mengatakan rencana pembangunan itu memperlihatkan dengan jelas komitmen Israel untuk menghancurkan upaya perdamaian.
“Merupakan ujian bagi kemampuan pemerintah Amerika Serikat untuk meminta pertanggungjawaban Israel dalam menyabotase secara aktif upaya mereka menuju perdamaian,” tambahnya seperti dikutip kantor berita Reuters.
Hingga saat ini tidak banyak kemajuan yang dicapai dari perundingan langsung Israel dan Palestina dengan penengah John Kerry, yang dimulai kembali Juli lalu.
Adalah sengekta atas permukiman Yahudi yang menyebabkan terhentinya perundingan damai sebelumnya.
Sekitar 500.000 umat Yahudi tinggal di sekitar 100 kawasan yang dibangun sejak Israel menduduki Tepi Barat dan Jerusalem Timur tahun 1967. Kawasan permukiman itu tidak sah berdasarkan hukum internasional namun Israel selalu menolak pandangan itu.
Dalam pengumuman terbaru, Kementerian Perumahan Israel menerbitkan tender untuk pembangunan 801 rumah di Tepi Barat dan 600 rumah di Jerusalem Timur.
Sumber: internasional.kompas.com/BBC Indonesia