Jambu air jenis Cingcalo dari Kecamatan Kadungora ternyata digemari warga keturunan Tionghoa di Jakarta. Dalam setahun, Kecamatan Kadungora menjual lebih dari empat ton jambu air ke Jakarta.
Pedagang buah di Jalan Raya Kadungora, Kecamatan Kadungora, Mimin (60), mengatakan pohon jambu air cingcalo tumbuh dengan subur di Desa Gandamekar dan Desa Kadungora di Kecamatan Kadungora.
Puluhan pohon jambu di Kadungora ini dipanen dua kali dalam setahun. Sekali panen, satu pohon bisa menghasilkan satu kuintal jambu air. Karenanya, puluhan pohon ini dapat menghasilkan lebih dari dua ton jambu air cingcalo.
“Yang beli hampir semuanya warga keturunan Tionghoa dari Jakarta. Katanya, mereka memasarkannya kepada warga Tionghoa juga. Mereka suka buah berwarna merah,” tuturnya di kiosnya di Kadungora, Jumat (21/2).
Kepada para pembeli asal Jakarta tersebut, katanya, satu kilogram jambu air dijual Rp 7.500. Karenanya, bagi warga yang memiliki dua pohon jambu di halaman rumahnya, satu kali panen bisa mendapat Rp 1,5 juta.
Jambu air cingcalo ini memiliki ukuran yang lebih besar daripada jambu air biasaya. Warnanya pun kemerahan dan rasanya manis tanpa meninggalkan rasa pahit di lidah.
Mimin mengatakan sayangnya, Pemerintah Kabupaten Garut belum melirik bisnis agroindustri yang sangat menguntungkan ini. Warga kesulitan mendapat penyuluhan mengenai perawatan pohon jambu dan peningkatan produksinya.(tribunnews.com)