‘Sawit Indonesia Seperti Boeing Bagi Eropa’

by -245 views

sawit1Pertemuan antara pemerintah Indonesia dengan Komisi Uni Eropa di Brussel membahas soal peningkatan perdagangan Indonesia dengan Eropa. Dibahas juga soal hadangan sawit Indonesia di Eropa.

Dalam pertemuan yang berlangsung 20 Maret 2014 ini, wakil pemerintah Indonesia yang hadir adalah Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional (KPI) Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo, dan Wakil Kepala Unit C2 Direktorat Jenderal Perdagangan-Asia Selatan dan Tenggara, Australia, dan Selandia Baru.

Seperti diketahui, banyak negara Uni Eropa yang melakukan serangan berupa kampanye hitam atas sawit Indonesia. Bentuknya berbagai macam mulai dari isu lingkungan hingga kesehatan. Indonesia sangat menekankan agar Uni Eropa dapat menerapkan kebijakan yang lebih terbuka, adil, transparan, dan tidak diskriminatif terutama terhadap produk ekspor unggulan utama Indonesia ke Uni Eropa seperti minyak kelapa sawit.

“Indonesia menekankan bahwa minyak kelapa sawit dan turunannya bagi Indonesia adalah seperti Boeing bagi Uni Eropa. Namun peran kelapa sawit bagi perekonomian Indonesia jauh lebih mendasar, karena tidak saja menjadi sumber pendapatan devisa negara terbesar, tetapi juga memberikan lapangan kerja kepada hampir 5 juta jiwa, dan memainkan peran dalam pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan,” ungkap Iman saat memberikan keterangan tertulisnya, Rabu (25/03/2014).

Baca Juga:  DPR Habiskan Hampir Setengah Triliun Bahas RUU

Seperti Boeing di Eropa maksudnya adalah banyak hadangan yang dihadapi. Boeing yang produksi AS memang bersaing dengan Airbus yang merupakan pesawat buatan Eropa.

Dalam kesempatan tersebut, Indonesia menekankan bahwa isu sustainability seharusnya diterapkan pada semua vegetable oils dan bukan hanya pada minyak kepala sawit. Indonesia juga mengusulkan agar dilakukan sinkronisasi dua sistem yang masing-masing digunakan Uni Eropa dan Indonesia dalam mendorong pengelolaan kepala sawit secara berkelanjutan, yakni Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) di Uni Eropa dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang digunakan Indonesia.

“Kita perlu lebih agresif untuk menempatkan minyak kelapa sawit sebagai produk yang diterima oleh masyarakat Uni Eropa seperti halnya minyak nabati lain, dan ini tentu memerlukan proses panjang dan berkesinambungan. Memadukan RSPO dan ISPO adalah satu kemungkinan ke arah ini,” kata Iman.

Ekspor sawit atau CPO dan produk turunannya memang menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia ke dunia. Menurut data Kementerian Perdagangan ekspor CPO adalah yang kedua terbesar setelah batu bara.

Baca Juga:  Mobil Muatan Solar Hangus Terbakar di Jalan Raya Puncak

Rata-rata setiap tahun Indonesia mengekspor CPO dan produk turunannya senilai US$ 16,5 miliar. Bahkan pemerintah berani menargetkan ekspor CPO dan turunannya mengalami peningkatan di tahun 2014 sebesar US$ 18,5 miliar dan US$ 18,7 miliar atau tumbuh masing-masing 5% dan 6%.

Sementara itu untuk data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), volume ekspor CPO dan PKO beserta produk turunannya pada 2013 ini mencapai 21,2 juta ton, atau naik 16% dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 18,2 juta ton. Adapun produksi CPO dan turunannya di 2013 diprediksi mencapai 26 juta ton atau turun 1,9% dibandingkan dengan produksi tahun lalu sebesar 26,5 juta ton.(detik.com)

About Author: Tubagus Iwan Sudrajat

Gravatar Image
Tubagus Iwan Sudrajat ialah seorang penulis artikel di Bandung, Jawa Barat. Dia juga penulis artikel di beberapa blog dan media online.