Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyiapkan pelaksanaan ujian nasional tahun pelajaran 2013/2014 dengan sangat matang. Mulai dari percetakan naskah ujian, distribusi, pengamanan dan pengawasan, serta pemindaian. Persiapan yang baik ini menunjukkan komitmen Kemdikbud untuk melaksanakan UN sebagai bagian dari delapan standar nasional pendidikan.
“Kenapa UN harus dilakoni dengan sangat serius? Karena UN bagian dari delapan standar nasional pendidikan, yaitu standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar evaluasi, standar pembiayaan, dsb. UN adalah bagian dari standar evaluasi. Itulah kenapa konsep UN kita kembangkan betul,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, saat diwawancarai Metro TV, Jum’at (11/04/2014) siang.
Selain sebagai bagian dari standar nasional pendidikan, Mendikbud mengatakan, UN harus dilakukan untuk pemetaan, perbaikan mutu, tiket masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan salah satu penentu kelulusan. UN, kata dia, merupakan anak tangga bagi para siswa untuk meniti karir ke jenjang pendidikan berikutnya.
Mendikbud menjelaskan, untuk melakukan perbaikan pendidikan diperlukan pemetaan spesifik bagian mana saja yang perlu diperbaiki. Ibarat pasien, kata dia, dokter perlu mengetahui secara spesifik penyakit yang diderita pasien. “Kalau kita ke dokter, pak saya sakit, itu tidak cukup. Harus tahu sebelah mana yang sakit. Sama seperti pendidikan, untuk bisa melakukan perbaikan secara optimal, perlu dilakukan pemetaan yang lebih rinci lagi,” katanya.
Menjawab pertanyaan mengapa evaluasi tidak bisa hanya dilakukan oleh sekolah, Mendikbud menjelaskan, UN bukan sekadar evaluasi apa yang telah didapat siswa selama sekolah, tapi untuk evaluasi apakah standar nasional telah dicapai atau belum oleh siswa. Dengan UN, diketahui ada sekolah yang telah melampaui standar, ada juga yang masih di bawah standar.
UN tahun ini juga dijadikan tiket bagi lulusan SMA/sederajat untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Sepanjang sejarah, kata dia, baru sekarang UN bisa diintegrasikan secara vertikal ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. “Sekarang kita bersyukur betul, sepanjang sejarah kita itu mengawinkan dan mengintegrasikan secara vertikal. Jadi sudah saling percaya, PTN sudah menerima UN sebagai alat masuk ke perguruan tinggi,” katanya.
Untuk memperkuat rasa saling percaya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, perguruan tinggi ikut terlibat dalam setiap tahapan ujian nasional. Mulai dari pembuatan soal, pengawasan, hingga pemindaian. “Kita libatkan PTN agar mereka tahu seperti apa kualitas UN,” tandasnya. (Aline Rogeleonick)
sumber: kemendikbud.go.id