Apa yang diharapkan dari adu tanduk antara dua pelatih pragmatis? Tentu sepakbola negatif dan kiranya memang hal itulah yang tersaji dalam leg pertama semi-final Liga Champions antara Atletico Madrid dan Chelsea di Vicente Calderon dinihari tadi (23/4). Laga berjalan monoton, tapi sekaligus menjadi gambaran kecerdasan dan kengototan dua otak di balik pertandingan ini. Hasil akhir tanpa gol pun tak terhindarkan.
Babak pertama
Transaksi perlanggaran langsung terjadi di menit-menit awal pertandingan. Kedua tim bermain cukup keras, bahkan Petr Cech harus meninggalkan lapangan karena menjadi korban “kekerasan” itu. Mengantisipasi bola pojok, ia melompat dan meninju bola, tapi Raul Garcia yang terpeleset membuat Cech salah jatuh, cedera, dan digantikan oleh Mark Schwarzer.
Laga berlanjut, kedua tim sama-sama menunjukkan kedisiplinannya dalam bertahan dan juga bola-bola langsung yang mereka mainkan. Duet John Terry dan Gary Cahill di belakang cukup ampuh, mampu menutup ruang gerak Diego Costa, Raul Garcia, dan Koke.
Umpan spekulasi pun terpaksa dilakukan Atletico, yang perlahan tapi pasti mendominasi penguasaan bola. Menghadapi Chelsea yang parkir bus, mereka tak bisa berbuat banyak. Tembakan jarak jauh juga coba dilancangkan, tapi selalu kandas sebelum bisa mengarah ke gawang Schwarzer.
Sepuluh menit jelang jeda, Mario Suarez melepas sepakan spekulatif yang nyaris saja mengoyak jala Chelsea. Gelandang Atletico itu melepas tendangan keras dari kotak penalti. Bola sudah berbelok ke arah yang tepat, tapi hanya meleset tipis di samping mistar Chelsea.
Minimnya variasi serangan dari Atletico tak bisa berbicara di hadapan bus yang diparkir Chelsea. Sementara itu, Jose Mourinho juga tampaknya bersikukuh dengan taktiknya ini. Paru pertama nan menjemukan pun ditutup dengan drama nir gol.
Babak kedua
Masih dengan parkir bus yang sama, Atletico ternyata juga menanggapi dengan pola serangan yang sama. Belum ada peluang signifikan di awal babak kedua, tapi setidaknya ada tembakan ke gawang oleh Frank Lampard, yang terlalu pelan.
Menit 54, Atletico mendapatkan peluang emas saat Schwarzer keluar dari area amannya untuk meninju bola. Diego langsung menerima bola buangan, memperdaya Luiz, dan menembak. Sayang, sepakannya terlalu pelan dan mengarah tepat ke Schwarzer. Atletico jelas butuh penyegaran dalam pola serangan.
Di tengah babak kedua, John Terry juga mengalami cedera dan dibawa keluar lapangan. Mourinho memasukkan Schurrle, mencoba menghidupkan penyerangan Chelsea.
Tensi sempat meninggi saat laga memasuki menit ke-70. Bermula dari insiden yang dinilai sebagai handball Lampard, terjadi konflik yang terutama melibatkan Jon Obi-Mikel dan Gabi. Wasit pun memberikan hadiah kartu kuning pada kedua pemain itu.
Jelang bubaran, lubang yang ditinggalkan Terry mulai terlihat. Umpan-umpan monoton Atletico mulai membuahkan peluang. Sayang, peluang matang masih tetap jarang terjadi. Masuknya David Villa dan Arda Turan di kubu Atletico pun tak banyak memberi perubahan saat menghadapi parkir bus Chelsea. Skor kacamata akhirnya jadi penutup.
SUSUNAN PEMAIN
Atletico: Courtois; Juanfran, Godin, Miranda, Filipe Luis; Raul Garcia, Gabi, Mario Suarez, Koke; Diego, Costa Cadangan: Aranzubia, Alderweireld, Tiago, Arda Turan, Cristian Rodríguez, Sosa, Villa.
Chelsea: Cech; Azpilicueta, Terry, Cahill, Cole; Lampard, Luiz, Mikel; Ramires, Torres, Willian Cadangan: Schwarzer, Aké, Kalas, Oscar, Van Ginkel, Schürrle, Ba.
(Goal.com)