Warga Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung mendesak agar Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) segera melakukan pengerukan dan pelebaran Sungai Cikijing yang kerap menyebabkan banjir saat turun hujan. Tingginya sedimentasi di sungai tersebut menyebabkan air sungai kerap meluap dan membanjiri permukiman warga di sekitarnya.
Ketua RW 7 Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek, Didin mengungkapkan, pendangkalan akibat sedimentasi terus terjadi di Sungai Cikijing. Selain itu, penyempitan sungai juga menyebabkan badan sungai tidak mampu menampung debit air yang mengalir saat turun hujan deras.
“Kondisi ini sudah berlangsung lama dan terus terjadi. Akibatnya, wilayah Desa Linggar dan sekitarnya selalu banjir saat hujan turun akibat luapan air sungai,” katanya, Kamis (24/4).
Didin mengungkapkan, warga sekitar telah berupaya melakukan pengerukan sungai dengan peralatan seadanya. Namun upaya itu tidak maksimal lantaran tidak sebanding dengan tingginya sedimentasi di Sungai Cikijing.
Setiap turun hujan deras, sejumlah rumah warga tergenang air setinggi 30 cm-1 meter lebih. Akibatnya, warga kesulitan beraktivitas karena sejumlah akses jalan lumpuh terendam banjir.
“Banyak warga yang terpaksa bertahan di rumah masing-masing saat banjir. Sebab, mau ke mana-mana juga susah,” ujarnya.
Selain Desa Linggar, tiga desa lainnya di dekat aliran Sungai Cikijing, yaitu Desa Sukamulya, Rancaekekwetan, dan Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek juga kerap tergenang banjir. Luapan Sungai Cikijing saat hujan deras tidak jarang merendam ribuan rumah warga di desa-desa tersebut.
Tahun ini, menurut Didin, rencananya BBWSC akan melakukan pengerukan dan pelebaran sungai hingga 7 meter untuk melancarkan aliran sungai saat debit air tinggi. Meski demikian, hingga kini dia mengaku belum mendapatkan kepastian soal itu.
“Belum ada kejelasan kapan pengerukan itu akan dilakukan. Padahal, itu kebutuhan mendesak. Sebab jika Sungai Cikijing tidak dikeruk, Rancaekek pasti banjir terus,” katanya.
(Galamedia)