Untuk menggairahkan usaha kecil dan menengah sekaligus menghibur warga Jakarta, Pemprov DKI Jakarta akan menggelar Pekan Raya Jakarta (PRJ) Monas, 10 – 15 Juni mendatang. Kegiatan yang dilangsungkan di kawasan Monas itu rencananya akan menyediakan 2.600 stan gratis.
Meski gratis, seleksi ketat akan diterapkan terhadap para pelaku UKM yang akan ikut serta dalam PRJ Monas.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, seleksi ketat akan dilakukan melalui Dinas Energi dan Perindustrian DKI Jakarta. Dengan begitu diharapkan tidak ada oknum yang memperjualbelikan stan tersebut.
“Akan diseleksi oleh Dinas Energi dan Perindustrian. Saya minta terbuka, nanti kalau tidak orang bisa protes,” ujar Basuki, di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (4/6).
Dikatakan Basuki, pihaknya sudah menerima laporan adanya oknum yang bermain. Untuk itu, ia berharap seleksi yang dilakukan betul-betul dilaksanakan untuk menghindari adanya permainan jual beli stan. “Ini saja sudah ada laporan, oknum yang nawarin minta diskon 5 persen untuk sponsor-sponsor. Berartikan ada yang main. Dia manfaatin kita dapat sponsor BUMD, terus dia dapat komisi,” ucapnya.
Ditambahkan Basuki, PRJ Monas digelar untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat menengah ke bawah untuk menikmati PRJ secara gratis. Sehingga pelaku UKM yang akan bergabung dibebaskan dari biaya. Hal itu dilakukan agar barang dagangannya tidak dijual dengan harga tinggi.
“Kami ingin warga Jakarta yang penghasilannya pas-pasan bisa masuk PRJ tanpa bayar. Sehingga uangnya itu dipakai buat belanja. Jadi kalau kaya gitu tidak boleh mahal. Kalau dia (stan) mahal, makanya dia jual mahal. Tapi kalau stan di PRJ Monas yang 2.600 stan tidak ada satu pun yang bayar,” katanya.
Basuki pun membedakan gelaran PRJ Monas dengan PRJ yang dilangsungkan di Kemayoran. “Kalau di PRJ Kemayoran dia kan beda. Dia bilang gratis, tapi dikasih ke oknum ormas, sehingga disewakan lagi. Sehingga yang tidak bisa nyewa turun ke jalan,” tandasnya.
(Beritakota)