Pejabat penerangan dan konsuler KBRI di Den Haag, Vivie Damayanti, mengatakan hingga kini belum ada informasi mengenai tambahan WNI yang jadi korban tewas Malaysia Airlines MH17. Saat ini, jumlah WNI yang diketahui menumpang pesawat nahas itu masih 12 orang.
Demikian ungkap Vivie ketika dihubungi VIVAnews melalui telepon pada Jumat, 18 Juli 2014. Vivie mengatakan proses identifikasi dokumen dan manifes pesawat masih terus dilakukan.
“Belum ada penambahan WNI dan semoga saja tidak ada lagi,” ujar Vivie.
Saat ini, lanjut Vivie, ada sekitar 15 identitas lagi yang tengah diselidiki.
Ditanya mengenai keluarga korban WNI di Belanda yang mulai mendatangi KBRI, Vivie menyebut sejak awal peristiwa jatuhnya pesawat, KBRI Den Haag telah mengunggah informasi di akun resmi Facebook mereka.
“Kami meminta kepada semua WNI di Belanda, apabila ada yang merasa memiliki kerabat atau keluarga yang menjadi penumpang MH17. Walau sudah banyak yang melapor, namun ada juga yang diketahui tidak menumpang pesawat itu,” kata Vivie.
Vivie juga belum mengetahui soal adanya santunan awal yang diberikan oleh MAS senilai US$5000 atau setara Rp58.300.000, karena belum diinformasikan oleh maskapai dan Pemerintah Malaysia. Dia juga mengatakan KBRI di Den Haag siap memfasilitasi kunjungan WNI ke Ukraina, jika memang dibutuhkan.
“Yang kami dengar MAS memang rencananya akan mengirim keluarga dekat korban ke Ukraina. Apabila itu yang terjadi, maka kami siap bantu. Namun, kan hingga hari ini belum ada informasi resmi,” kata dia.
Kekhawatiran jumlah korban WNI yang tewas dalam musibah MH17, karena masih adanya para penumpang yang belum diketahui kewarganegaraannya. Dari hasil laporan terakhir yang dirilis stasiun berita Channel News Asia, warga Belanda yang tewas bertambah.
Sebanyak 173 penumpang asal Belanda, 44 warga Malaysia (sudah termasuk kru pesawat), lalu 12 WNI termasuk seorang balita, sembilan warga Inggris, empat berasal dari Jerman, tiga Filipina, satu Kanada dan satu Selandia Baru.
MAS membenarkan masih ada empat penumpang lainnya yang belum diketahui kewarganegaraannya. Maskapai milik negeri Jiran itu, turut menyebut, MAS akan mengirim sebuah tim ke Ukraina pada hari ini untuk membantu mereka investigasi.(viva.co.id)