Agus (18) warga Jangli Semarang panik ketika ada petugas polisi menghadang saat ia melintas di Jalan Veteran. Ia dan temannya yang berboncengan tanpa helm itu panik dan membelokkan motornya untuk melarikan diri.
Bukannya lolos, Agus justru masuk ke halaman rumah warga dan terjebak. Begitu sepenggal suasana razia gabungan yang dilakukan anggota Kepolisian, Polisi Militer, TNI AD, dan TNI AL menjelang pemilihan presiden 9 Juli besok.
Agus mengaku panik karena tidak membawa kelengkapan kendaraan dan baru saja pesta minuman keras.
“Takut, enggak bawa dompet. Tadi habis mabuk di dekat rumah sakit Kariadi,” kata Agus di Jalan Veteran Semarang, Selasa (8/7/2014) dini hari.
Ia pun dibawa ke arah mobil polisi lalulintas untuk didata. Tidak hanya Agus, banyak pengendara motor yang berusaha balik arah saat mengetahui ada razia. Beberapa diantaranya berhasil lolos karena membahayakan pengendara lain jika terpaksa dihentikan petugas.
Razia gabungan tersebut dimulai di Jalan MT Haryono atau yang sering di sebut Jalan Mataram. Di jalan satu arah tersebut, beberapa pengendara membelokkan motornya ke gang-gang kecil. Namun ada juga remaja belasan tahun yang nekad menerobos barisan polisi dan akhirnya tetap tertangkap.
Tidak hanya pengendara motor, mobil pun ikut diperiksa kelengkapan dan isinya. Razia gabungan tersebut cukup ketat karena mobil Toyota Land Cruiser Prado bernopol B 1 KDL yang kerap digunakan bupati Kendal pun ikut dirazia.
Dari razia yang dilakukan sekitar tiga jam dari malam hingga dini hari tersebut, didapati beberapa pengendara motor atau mobil yang melanggar kelengkapan kendaraan.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono mengatakan sasaran utama dalam razia tersebut sebenarnya bukan pelanggaran lalu lintas namun pelaku tindak pidana. Anggota yang dikerahkan baik anggota polisi atau TNI mencapai tiga pleton.
“Sasaran kami pelaku tindak pidana, senjata tajam dan barang lain seprti senpi, obat, dan mencegah aksi terorisme,” kata Djihartono.
Ia menegaskan kegiatn operasi gabungan itu akan terus dilakukan menjelang hingga pasca pilpres. Lokasi yang dipilih yaitu tempat-tempat rawan kejahatan di Semarang.
“Ini di setiap Polsek juga melakukan giat serupa. Kemarin sudah, hari ini, sampai setelah pilpres. Polanya hunting stasioner,” tegas Djihartono.
(detik.com)