Transportasi kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek menggunakan kereta bekas dari Jepang, untuk menghemat biaya. Karena itu, tarif KRL Bogor-Cikini saat ini hanya Rp 4.000, dengan subsidi dari pemerintah.
Bila KRL menggunakan kereta baru, maka harga tiket KRL bakal lebih mahal. Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan mengatakan, dengan kereta baru, tiket KRL Bogor-Cikini bisa mencapai Rp 40 ribu-Rp 50 ribu.
“Banyak yang bertanya, kenapa tidak beli KRL baru? Itu lebih lucu, karena harga KRL baru sekitar 15 kali dari KRL bekas. Kalau harga baru segitu, apa mau tiket Bogor-Cikini seharga Rp 40 ibu sampai Rp 50 ribu sekali jalan? Pasti juga lebih nyaman karena lebih longgar tidak berdesakan,” tutur Jonan, Rabu (9/7/2014).
Menurut Jonan, Ada satu cara untuk bisa tetap menjaga harga tiket KRL tetap terjangkau, dengan fasilitas kereta baru. Cara itu adalah dengan menambahkan subsidi atau public service obligation (PSO) kepada KAI.
“Ada satu cara untuk harga tetap terjangkau tapi menggunakan KRL baru, yaitu subsidi atau PSO KRL dinaikkan, dari sekitar Rp 400 miliar setahun menjadi sekitar 5-6 triliun setahun, untuk mengangkut sekitar 250 juta penumpang per tahun. Murah kan dibandingkan subsidi BBM?” katanya.
(detik.com)