Arah hujan abu serta lava pijar dari letusan Gunung Slamet lebih banyak jatuh ke wilayah barat dan barat daya gunung tersebut. Ini berarti masuk pada daerah Brebes serta Tegal yang memang berada di jangkauan jatuhnya material gunung. Bentuk kawah yang hancur di sisi tersebut juga akan menyebabkan material letusan mengarah ke kedua kota di atas.
“Wilayah Brebes menuju Gambuhan yang mengalami kroak atau guguran material dari atas akan jatuh ke arah sana,” terang Koordinator SAR Daerah Jateng Bakorwil III Banyumas-Pekalongan, Rudi Setiawan.
Sementara berdasarkan pantauan visual, tinggi lontaran material letusan gunung mencapai 1 kilometer – 2 kilometer dengan jumlah lebih dari 80 kali letusan dan dentuman keras pada tanggal 10 September kemarin.
Beberapa bagian padang savanna dan hutan yang ada di sekitar bibir kawah Gunung Slamet, juga lereng barat sekitar Kaliwadas hingga Sakub pada malam Jum’at kemarin pun mengalami kebakaran akibat lontaran material panasnya.
Demikian pula wilayah Kaligua yang ada di kabupaten Brebes, sudah menjadi korban dari panasnya lontaran lava pijar. Akan tetapi sifat kebakaran belum besar dan merusak hutan.
“Kebakaran sifatnya lontaran lava pijar jadi masih kecil dan tidak sampai parah, apalagi menyebar masuk ke area hutan,” tambah Rudi Setyawan dilansir laman Detik.
Namun segala kemungkinan bisa saja terjadi, dan awan panas dapat mengarah ke bagian lain selain wilayah barat dan barat daya. Jadi pihak terkait diharapkan waspada dan bersiap apabila muncul awan panas, dan arah mata angin sedang berubah ke wilayah lainnya.
“Kalau memang terjadi erupsi sampai ada awan panas kita tidak bisa prediksi, semua tergantung arah angin,” pungkas Rudy.
(sidomi)