Kisah Keindahan ‘PeHa’ dalam Perjusami

by -403 views

pondok halimun gbr1Oleh. Ainun Rahmah Hidayat*

Hai Sobat, ternyata banyak juga kisah menarik yang ditulis teman-teman pelajar dari MTs Al-Fatah saat melaksanakan perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami) di Pondok Halmun Sukabumi, Jumat (22-24/08) tahun 2014 lalu. Pengalaman saya selama tiga hari dua malam pada kegiatan di Pondok Halimun (sobat muda sering menyebut dengan PeHa) itu sangat mengesankan. Jujur, saya menyukai suasana alamnya

Di Awal Keberangkatan
pondok halimun5My friend’s pelajar MTs Al-Fatah Sukabumi going alias berangkat ke Pondok Halimun (PeHa) pada hari Jumat (22/08) pukul 13.30 WIB. untuk mengadakan camping perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami).
Di awal keberangkatan, hari itu saya dan teman-teman mendapat pembekalan berupa pengarahan dari bapak kepala sekolah (Kepsek) Agus Alamsyah.
Siang itu pak Agus (biasa dipanggil) pun sekaligus melepas teman-teman dari MTs Al-Fatah untuk melaksanakan Perjusami di PeHa.

Menikmati dinginnya air Sungai
Tiba di tempat tujuan, saya berjalan ke arah sungai Cipelang yang kondisinya masih alami.
Wow, mata saya langsung tertuju ke air sungai yang jernih. Batu-batu kerikil dan dedaunan terlihat jelas di bawah air. Ranting-ranting pohon sekitar sungai sangat memanjakan mata dan telinga terkesima dengan suara burung Ciblek yang terus berkicau. Keren banget deh.
Whuss, tangan mengayuh air membasuh muka. Berrr, dinginnya sangat menyegarkan tubuh yang lusuh setelah berjam-jam berjejal dalam truk di perj alanan.
Berkemah di PeHa memang bukan yang pertama kali. Saat duduk di kelas tujuh saya pun ikut dalam rombongan Perjusami MTs Al-Fatah tahun lalu.
Ada satu hal yang membuat hati saya berdecak kagum, ternyata air sungai di PeHa tidak berubah sampai sekarang, begitu dingin dan menyegarkan.
Lingkungan aliran sungainya masih murni dan alami. Terus terang saja saya sangat in love (jatuh cinta) pada air sungai di PeHa. Pemandangan nan sangat indah tak kalah dengan sungai-sungai di pegunungan lain.
Intinya sih, di PeHa sungguh tidak membuat saya (maaf dieja) Ge-Ga-Na. Sory, bukan Gegana Polri Dansus 88 anti Teror, tapi alias Gelisah, Galau dan Merana ᶺ ͜ ᶺ yang selalu meneror hati saya untuk datang ke PeHa lagi. So, kapan yua!

Baca Juga:  Mandi Air Dingin Bikin Imunitas Meningkat dan Jauh dari Flu

Jurit Malam yang Tak Seram
Di keheningan malam, terbesit asa nan jauh bintang di langit. Tak terhitung karunia Tuhan yang patut kita syukuri terhampar di seluruh jagad sampai Arsyil Majid di langit ke tujuh.
Cuaca alam pegunungan pun telah membuat badan ini menggigil kedinginan. Memandang indahnya langit meski tertuturp awan tebal. Sebentar lagi sepertinya akan turun hujan.
Tak menutup kemungkinan binatang malam terus mengintip saya dan teman-teman yang sedang mengadakan Perjusami. Namun, jari-jemariku terus mengikuti alunan bibir yang terus berdzikir memuji keagungan Ilahi Rabby.
Suara alam menina-bobokan saya sehingga larut dalam tidur nyenyak, mimpi yang indah karena lelah mengikuti kegiatan siang.
Bangun, bangun, bangun semuanya!!! tiba-tiba suara keras dari panitia membangunkan semua peserta Perjusami dari siswa MTs Al-Fatah yang sedang tertidur pulas.
Terlihat di antara temanku bangun kemudian lari ke kamar kecil, ada juga yang terjatuh-jatuh sambil kain sarung masih menempel di tubuh karena cuaca semakin malam semakin dingin.
Sambil hitungan mundur, panitia memerintahkan semua peserta langsung memakai seragam pramuka dengan lengkap. Mereka semua akan diuji nyali mental, keberanian dan kemampuan.
Arah jarum jam sudah menunjukan waktu pukul 01.30. WIB. Di pagi dini hari itu, ternyata panitia akan mengadakan jurit malam.
Alhamdulillah, pada jurit malam itu, saya tidak merasakan sedikit pun takut apalagi seram. Saya yakin di manapun Allah akan selalu mengintai dan menyertai hambanya.

Baca Juga:  600 Ribu Warga Tumpah Ruah Di Kampanye Akbar Prabowo-Gibran

Drama Api Unggun
Kayu bakar sudah disiapkan, minyak tanah sudah disiapkan, bahkan setiap peserta sudah mempersiapkan lilin esbagaimana yang ditugaskan panitia. Namun, kondisi di lapangan tidak dapat terduga.
Setelah kabut awan malam sempat memenuhi langit di Pondok Halimun, hujan pun turun membasahi lapangan upacara yang sedianya akan dilaksanakan api ungun.
Meskipun lapangan sempat diguyur hujan dan kayu-kayu yang sudah disiapkan dalam kondisi basah, tapi syukur api ungun tetap dapat terlaksana.
Banyak momen yang mengharukan, mengejutkan dan menyedihkan dalam pelaksanaan Api Ungun. Para panitia kegiatan Perjusami menangis, bahkan semua peserta larut dalam sedih karena salah satu guru MTs Al-Fatah mengatakan bahwa kegiatan Perjusami tahun ini gatot alias gagal total.
Salah seorang panitia berani marah dan membela karena menurutnya panitia sudah berusaha maksimal untuk melaksanakan Perjusami tahun ini.
Adu mulut pun terjadi antara panitia dan guru, guru dan alumni. Pro dan kontra tentang pelakasanakan Perjusami gagal terjadi di kalangan peserta, panitia, alumni dan guru hingga hampir menjelang Subuh.
Ternyata eh ternyata, kejadian itu ‘fiktif belaka’ atau rekayasa alias drama yang dibuat untuk menghidupkan suasana di malam api unggun. Seru, thank’s ya.
Pelantikan
Pukul 06.30 WIB siswa-siswi MTs Al-Fatah resmi dilantik menjadi Ramu dan Rakit. Ramu untuk kelas VII (tujuh) dan Rakit untuk kelas VIII (delapan). Saat mereka dilantik, siswa membacakan Tri Satya dan disiram dengan air yang begitu dingin disertai dengan bunga tujuh rupa. Terang saja semua peserta pramuka MTs Al-Fatah yang dilantik hari itu kedinginan. Brrrr.
Serunya Pulang dari PeHa
Pulang Marilah Pulang
Pulang bersama-sama
Ayo pulang, ayolah pulang, ayolah pulang, bersama-sama 3X
Nyanyian pulang memberi suasana gembira melewati Perjusami di PeHa.
Sebelum pulang, setiap peserta harus ikut membongkar tendanya.
Sebagian teman-teman mengambil bagian dalam pembongkaran tenda seperti membereskan tenda, merabut patok (pancuh), membuang sampah dan sebagainya. Tapi, ada juga yang menikmati sarapan pagi dengan memakan nasi kuning.
Sepanjang dalam mobil truk saya merasakan suasana seru dan tidak membosankan. Saling melempar canda dan tawa.
Hal paling saya senangi saat pulang ketika di mobil melihat pemandangan Pondok Halimun. Perjalanan berliuk menambah indah suasana. Ciuut, mobil menelikung tajam di perbukitan. Subhanallah, begitu indah, saya sangat menikmatinya. Sekian dulu yuaa.

Baca Juga:  Mendikbud: UN Bagian dari Standar Nasional Pendidikan

Biodata Penulis

ainun pramukaNama : Ainun Rahmah Hidayat
TTL : Sukabumi, 12-07-2000
Usia : 14 Tahun
Hobi : Membaca Al-Qur’an, Menghafal dan Menulis

Sekolah : Kelas VIII MTs Al-Fatah Kota Sukabumi
Alamat : Kp. Baru Cikundul Lembursitu Sukabumi
E-mail : –
Facebook/tweeter : –
Teman yang disukai : Mempunyai sifat baik dan mengasyikan
Pesan buat teman : Jangan gampang terpengaruh, Jangan gampang percaya, Jangan lupain Ainun dan semoga kalian sukses