Gubernur Jabar Ahmad Heryawan secara simbolis meresmikan proyek pembangunan alat transportasi massal Monorel Bandung Raya di depan Gedung Sate, Bandung, Jumat (19/9/2014). Dengan peresmian proyek senilai Rp 10 triliun itu, Jabar bertekad menjadi provinsi yang memelopori pembangunan monorel di Indonesia.
Proyek Monorel Bandung Raya ini menghubungkan lima kabupaten/kota di Jabar, yakni Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat. Membentang dari Tanjungsari di Kabupaten Sumedang hingga Padalarang di Kabupaten Bandung Barat dan menyambungkan Soreang di Kabupaten Bandung hingga ke kawasan Ciumbuleuit di Kota Bandung.
“Kalau proyek ini jadi, ini (monorel) akan menjadi satu-satunya di Indonesia. Jadi Jabar menjadi pelopor pembangunan monorel,” kata Heryawan, di sela acara, kemarin.
Menurut Gubernur, peresmian kali ini sifatnya soft launching dengan ditandai peresmian secara administratif sekaligus penugasan kepada PT Jabar Moda Transportasi (JMT) untuk membangun monorel. Perusahaan patungan ini merupakan gabungan dari Panghegar Group yang diwakili oleh PT Sarana Infrastruktur Indonesia (SII) dengan BUMD PT Jasa Sarana (JS).
Heryawan berharap, pembangunan fisik proyek Monorel Bandung Raya atau ground breaking bisa dimulai enam bulan dari sekarang atau pada Maret 2015. Target keseluruhan proyek ini bisa rampung pada 2025.
Pemprov Jabar tampaknya serius menggarap proyek ini. Namun rencana Pemprov Jabar untuk menghadirkan lokomotif sekaligus satu gerbong monorel di halaman Gedung Sate, pada puncak acara Hari Jadi Provinsi Jawa Barat, Jumat (19/9) pagi, tertunda. Hingga kemarin sore, lokomotif dan gerbong monorel yang dibangga-banggakan itu belum sampai di Bandung.
“Mohon maaf hari ini gerbong monorelnya belum sampai di Bandung karena ada kesalahan teknis sistem kelistrikannya. Insya Allah nanti malam (Jumat, malam) gerbong monorelnya sudah bisa dihadirkan di Gedung Sate,” kata Penanggung Jawab Proyek Monorel Bandung Raya yang juga Asda IV Pemprov Jabar, Iwa Karniwa, di Gedung Sate, Bandung, kemarin.
Sedianya, gerbong monorel itu akan dihadirkan mulai Jumat pagi. Menurut Iwa, warga pun bisa melihat dan masuk ke gerbong monorel tersebut. Tak hanya itu, semua kelengkapan yang terdapat pada monorel juga bakal didatangkan, seperti sistem pembayaran tiket hingga pramugari dan pramugaranya.
Wakil Ketua Sementara DPRD Jabar Irianto MS Syafiuddin alias Yance mengatakan, kehadiran transportasi massal seperti monorel mutlak diperlukan di Bandung Raya. Sebab, kata Yance, tingkat kemacetan di lima kabupaten/kota ini sudah memprihatinkan. “Harus segera dilaksanakan, untuk mengurangi kemacetan,” kata Yance.
Bahkan, menurut Yance, pembangunan monorel di Jabar itu tergolong telat. Yance mengatakan, dengan tingkat kemacetan dan jumlah penduduk yang tinggi, seharusnya sudah sejak lama Jabar memiliki sarana transportasi massal yang representatif. “Harus segera dilaksanakan untuk mengantisipasi kepadatan penduduk. Dewan tentu sangat mendukung, termasuk dari sisi anggaran. Ini untuk pembangunan,” kata Yance.
(tribunnews)