PERJUSAMI SAMBIL BERLIBUR DI PONDOK HALIMUN SUKABUMI

by -588 views

pramuka alfatahnaik-naik ke puncak gunung
tinggi-tinggi sekali,
kiri kanan kulihat ada
banyak pohon cemara.

SUKABUMI – Kiranya nyanyian anak-anak yang pernah popular tempo dulu itu sangat tepat untuk menggambarkan keceriaan siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah Kota Sukabumi yang mengadakan Perkemahan Jum’at Sabtu Minggu (Perjusami) di kawasan Pondok Halimun, Jumat (22-24/08), kemarin.
Secara geografis Pondok Halimun (PH) memang berada di kaki bukit gunung Gede-Pangrango Jawa Barat yang membentang luas dan diapit tiga kabupaten yaitu kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi.
Di area Pondok Halimun ini terdapat beberapa bumi perkemahan, antara lain Bumi Perkemahan Elang Jawa, Bumi Perkemahan Cipelang, dan Bumi Perkemahan Pondok Halimun. Kondisi Bumi Perkemahan Pondok Halimun berupa lembah dan perbukitan dengan banyak pohon lebat dan sedikit bercuram. Di pinggir perkemahan terdapat aliran air sungai Cipelang yang masih jernih. Jadi, tidak perlu khawatir untuk masalah air minum.
Lokasi antara bumi perkemahan ini saling berdekatan. Di area itu terdapat area parkir kendaraan yang luas dengan deretan warung-warung yang menyediakan aneka sajian, khas nya tentu saja jagung bakar dan bandrek panas.
Di bumi perkemahan Pondok Halimun juga terdapat beberapa penginapan, yang bisa jadi alternatif menginap selain camping. Terdapat juga playing ground untuk anak-anak di sekitar aliran sungai Cipelang. Ciri khas Pondok Halimun adalah banyaknya batu gunung besar yang terserak di sepanjang jalur bumi perkemahan. Bebatuan besar dapat terlihat di kawasan Pondok Halimun sehingga membuat tempat ini sangat Asri.
Hal ini, menjadikan suasana perkemahan Pondok Halimun seperti berada di hutan belantara dengan sedikit improvisasi tata ruang seperti lapangan upacara dengan fasilitas tiang bendera dan MCK di sekitar padepokan perkemahan.
Ciri lain di sekitar Pondok Halimun terdapat pusat penangkaran burung Elang Jawa yang termasuk jenis burung langka dan dilindungi. Keberadaannya hampir terancam punah, karena di sekitar pusat penangkaran burung ini hanya ada tersisa sekitar 200 ekor burung Elang Jawa.
Selain penangkaran Elang Jawa, juga terdapat Taman Nasional sebagai tempat perkemahan dan rute pendakian ke puncak gunung Gede.
Letak perkemahan Pondok Halimun sangat strategis karena tidak jauh dari pusat keramaian kota, sekitar 12 kilometer dari arah Utara pusat pemerintahan kota Sukabumi melalui arah ke Selabintana.
Jalan menuju tempat perkemahan memang naik-turun dan berkelok-kelok. Kondisi jalan seperti itulah yang membuat perjalanan menuju Pondok Halimun membuat seru para pengunjung sambil menikmati indahnya pemandangan perkebunan teh hijau dan kawasan bukit yang dihiasi pohon-pohon besar di pinggir jalannya.
Tak ketinggalan pengunjung pun dapat melihat kera putih bergelayutan di atas pohon dan ranting yang tinggi beberapa puluh meter sebelum sampai di tempat tujuan.
Selain itu, kondisi alamnya yang masih ‘perawan’ membuat udara di Pondok Halimun sangat sejuk. Maka, tak diragukan lagi bukit Pondok Halimun menjadi salah satu pilihan yang tepat bagi pengunjung untuk memilih mengadakan acara perkemahan.
Bulan Agustus (22-24) kemarin sekitar 60 orang siswa/i MTs Al-Fatah sangat antusias menggelar kegiatan acara Perjusami di Pondok Halimun (PH).
“Kegiatan Perjusami ini merupakan rangkaian kegiatan pramuka dan Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPD) yang sebelumnya tertunda karena berbenturan dengan bulan puasa”, ujar Nana Suryana Wakil Kepala Madrasah (Wakamad) Bidang Kurikulum dalam wawancara, Jumat (22/08).
Setiap tahun MTs Al-Fatah kota Sukabumi menggelar program kegiatan perkemahan dua kali, yaitu Perjusami (Perkemahan Jumat Sabtu Minggu) pada awal tahun, dan Persami (Perkemahan Sabtu Minggu) pada akhir semester satu.
Sementara guru pembina pramuka MTs Al-Fatah kota Sukabumi Asep Nurdiansyah S.IP. menuturkan, “kegiatan Perjusami MTs Al-Fatah diadakan bersamaan dengan MOPD dan Pelantikan Ramu (kelas tujuh) dan Rakit (kelas delapan) sebagai tanda kecakapan umum seorang penggalang dalam pramuka. Sementara Persami diadakan dalam rangka pelantikan pengurus OSIS dan Dewan Kerja Penggalang (DKG) untuk kelas delapan”, tuturnya, Jumat (22/08).
Dengan adannya Perjusami seperti itu siswa akan mampu memiliki sikap kemandirian. Pria kelahiran 1971 itu menegaskan, “meskipun anak sudah menempuh Syarat Kecakapan Umum (SKU), namun tetap saja masih diperlukan pengujian mental dan fisik mereka dalam bertahan hidup di alam bebas (survival)”, tambahnya disela-sela kegiatannya.
Perkemahan di alam terbuka ternyata lebih dinikmati siswa-siswi daripada yang digelar di tempat lain karena mengandung unsur hiburan petualangan dalam pembelajarannya.
Hal ini diakui Ainun Rahmah Hidayat (14) siswi kelas delapan MTs Al-Fatah, “Perkemahan di alam pegunungan lebih asyik daripada liburan di tempat-tempat lain”, imbuhnya.
Dalam kegiatan itu, siswa dibagi ke dalam dua kategori, yaitu peserta yang terdiri dari kelas tujuh dan delapan. Sementara panitia sengaja dipilih oleh pembina pramuka dari kelas sembilan.
Selain pembagian tugas panitia dan peserta, dalam kegiatan itu setiap anak dibagi menjadi 8 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 6-7 siswa. Setiap
Banyak suguhan acara yang ditampilkan siswa MTs Al-Fatah pada kegiatan Perjusami tahun ini. Mulai dari mendirikan tenda, belajar morse sinar dan semapur sinar, lomba masak, hiking (empat pos), lomba keagamaan (seperti lomba adzan, qiraat al-Qur’an, tahfidz, pidato dan lain-lain), jurit malam sampai api ungun.
Selain diikuti para siswa, kegiatan yang berlangsung selama tiga hari itu juga dihadiri dewan guru dan kepala sekolah. Bahkan, tampak sejumlah alumni ikut berpartisipasi membantu kegiatan itu agar tetap lancar.
Dengan kegiatan Perjusami seperti itu Nana mengharapakan, “siswa tidak hanya belajar secara teoritis di dalam kelas, tapi mampu mempraktekannya di alam bebas sekalipun”, ujarnya.
Kegiatan itu sangat membantu dalam memupuk kemandirian dan menambah kemampuan anak didik. Selama tiga hari mereka menaklukan ‘keperawanan’ Pondok Halimun untuk menjadi manusia sejati yang mengetahui jati dirinya sendiri.
“Siswa juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas akidah keimanan, kedisiplinan, kekompakan dan lebih mencintai alam dan manusia, khususnya sesama teman-temanya”, tambahnya.

Baca Juga:  Rieke-Teten dan Yance-Tatang tak puas hasil Pilgub Jabar