RENCANA Wali Kota Bogor Bima Arya untuk mengurangi kemacetan dengan melarang kendaraan pelat B masuk ke Kota Bogor mendapatkan komentar penolakan dari sejumlah warga Bekasi yang juga berplat B.
Salah seorang Pengendara Mobil, Budiman (40) kepada Gobekasi mengatakan, kebijakan ini sama sekali tidak efektif untuk mengurangi kemacetan, justru malah mematikan Kota Bogor sebagai destinasi wisata warga Bekasi selain Bandung dan Puncak.
“Kalau Plat B dilarang masuk, apa sumber daya wisata yang ada di Bogor malah tidak rugi, sebaiknya dicari kebijakan yang lebih baik dan solusinya bukan itu,” ujar ketika ditemui di SPBU Ahmad Yani Rabu (17/9)
Wiraswasta Asal Perumahan Wisma Asri RT03/22, Bekasi utara ini menambahkan kemacetan yang terjadi di Bogor tak hanya disebabkan oleh masuknya kendaraan pelat B ke kota tersebut, tetapi juga karena banyaknya angkutan umum yang bertebaran di sana.
Salah seorang Karyawan Swasta Ariyani (32) mengatakan, jika dilarang maka Plaf F pun dilarang masuk Bekasi.
“Saya biasa mengunjungi Bogor untuk bertamasya bersama keluarga, Saya nggak setuju ada peraturan itu apalagi dilarang Plat B nya pas weekend, disana kan jadi wisata idaman. Sekarang di Bekasi sekalian juga dilarang untuk plat F, jadi biar adil,” imbuhnya, Rabu (17/9).
Ibu 1 anak asal Pekayon Bekasi Selatan ini menambahkan, sebaiknya angkot di Kota Bogor dikurangi dikurangi karena melarang pelat B masuk kota bukan jaminan Bogor bakal lengang.
“Pokoknya dipikir matang-matang lah rencana itu, jadi jangan diskriminatif begitu dong,” tandasnya.
Sementara Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menambahkan, kebijakan tersebut harus dipertimbangkan matang karena, arus barang dan manusia tidak boleh terputus.
“Bogor kan Kota Wisata sedangkan Bekasi adalah kota Jasa. Pada hari kerja wilayah Kota Bekasi dipadati warga dari sejumlah daerah, yang mempunyai kepentingan dengan jasa, tak terkecuali warga asal Kota Bogor,” ujarnya.
(go bekasi)