Wali kota Bogor Bima Arya memberikan tanggapannya mengenai hasil laporan Kementerian Perhubungan yang menyatakan bahwa Bogor menjadi kota termacet di Indonesia. Menurutnya kesemrawutan infrastruktur yang tak berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk menjadi salah satu permasalahan utama sejak 10 tahun terakhir.
“Itu adalah tren 10 tahun terakhir. Luas tempat terbatas, pembangunan infrastruktur yang tidak bisa mengimbangi pertumbuhan penduduk, hingga tata ruang yang tidak terkendali,” ujarnya saat dihubungi detikcom, Selasa (21/10/2014).
Selain hal tersebut, Bogor yang menjadi tujuan favorit untuk tempat tinggal dan pariwisata menjadi permasalahan lain yang membuat arus transportasi jalan di kota tersebut semakin macet dari hari ke hari.
“Di sisi lain Bogor juga menjadi tujuan favorit, baik untuk tempat tinggal pekerja dari Jakarta, peserta pelatihan maupun wisatawan di akhir minggu,” jelasnya.
Sehingga, lanjut Bima, penyelesaian kemacetan dan pembenahan transportasi publik akan menjadi prioritas utama pemerintah kota ke depannya. Pembenahan transportasi itu akan dilakukan melalui dua tahapan.
“Jangka pendek kita urai titik-titik kemacetan antara lain dengan melakukan penertiban kawasan, rekayasa lalu-lintas, hingga penataan PKL. Untuk jangka panjang, kita benahi transportasi umum dengan mengurangi angkot untuk koversi ke angkutan massal yang menyebar ke sentra ekonomi hingga wisata yang ada di pinggir kota,” tutupnya.
“Walau saya agak ragu kalau Bogor lebih macet dari Jakarta atau Bekasi ya,” tambahnya.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merilis beberapa kota termacet atau lalu lintas terpadat di Indonesia. Peringkat teratas ditempati Kota Bogor, Jawa Barat. Berikut 10 kota termacet se-indonesia versi Kemenhub:
1. Bogor (15,32 km/jam) VC ratio 0,86
2. DKI Jakarta (10-20 km/jam) Vc Ratio 0,85
3. Bandung (14,3 km/jam) VC ratio 0,85
4. Surabaya (21 km/jam) VC ratio 0,83
5. Depok (21,4 km/jam) VC ratio 0,83
6. Bekasi (21,86 km/m) Vc Ratio 0,83
7. Tangerang (22 km/jam) VC Ratio 0,82
8. Medan (23,4 km/jam) VC ratio 0,76
9. Makassar (24,06 km/jam) VC Ratio 0,73
10. Semarang (27 km/jam) VC Ratio 0,72
(detik.com)