Katulampa Kering Warga Jemur Pakaian di Tengah Sungai

by -292 views

katulampaBendungan air Katulampa yang berdiri sejak ratusan tahun silam, selalu diingat orang. Di masa penjajahan selalu dikenal sebagai pemasok banjir kiriman bagi wilayah Jakarta.

Tentunya, hal itu terjadi pada musim musim penghujan. Namun, pada musim kemarau atau panas, debit air bendungan bisa menyentuh titik nol, seperti saat ini. Terutama menjelang sore hari.

Masyarakat khususnya yang tinggal di seputar bendungan, memanfaatkan kondisi kekeringan sebagai tempat untuk rekreasi. Bahkan banyak warga menjemur pakaian, kasur dan lainnya, di bendungan yang membelah Bogor Timur dan perbatasan dengan Kecamatan Sukaraja.

Andi Yudirman, penjaga pintu air bendungan Katulampa menuturkan, bangunan yang tak lekang dimakan usia ini membuatnya sibuk, manakala curah hujan tinggi di hulu kawasan puncak Bogor. Bendungan Katulampa memiliki fungsi penting dalam menahan dan mengontrol debit air Ciliwung yang menuju Jakarta.

“Musim panas begini, warga berekreasi di tengah sungai karena kering. Kalau musim hujan, cemas karena takut air bendungan meluap. Bendungan ini unik perannya. Kalau musim panas begini, saya bisa santai. Tidak ada telepon baik dari Pemprov DKI maupun wartawan,” ujarnya sambil tersenyum, ketika ditemui Senin (13/10).

Baca Juga:  Wisata Kuliner, Yuk! Pekan Ini Ada di 5 Tempat 'Culinary Night' di Bandung

SODETAN SUNGAI

Andi menyebut, kondisi geografis Bogor-Jakarta yang membentang melewati daerah Cibinong, Cimanggis, Depok dan seterusnya, dahulunya merupakan areal persawahan seluas puluhan ribu hektar. Bahkan di tahun 1990-an, masih terdapat 2.414 hektar area persawahan.

Namun seiring perkembangan kota dan pertumbuhan penduduk Bogor dan Cibinong, kini hanya tersisa sekitar 72 hektar sawah. “Karakter geografis pertanian ini mendorong Belanda membuat sodetan sungai buatan. Yang mengalir melalui Cimanggis dan Depok menuju Jakarta untuk mengairi persawahan dis ekitarnya.”

Dari Bendungan Katulampa, sebagian aliran air mengalir dari Sungai Ciliwung diarahkan ke sungai buatan yang berakhir di Kali Besar, Tanjung Priok. Nah sekarang kenapa bisa banjir Jakarta? Ya, karena itu tadi, area persawahan yang menyerap air berubah menjadi bangunan,” paparnya.

Berdasarkan data, bendungan Katulampa dibangun pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1889 dan selesai tahun 1911. Dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama, Ir Van Breen. “Oleh pak Van Breen, Katulampa lalu dibagi menjadi dua, yakni bangunan utama yang mengalirkan air ke Ciliwung serta bangunan lainnya yang mengatur aliran air ke sungai sodetan. Fungsi pengairan ini menjadi fungsi utama Bendung Katulampa yang saat ini banyak tidak diketahui orang,” kata Andi.

Baca Juga:  Bupati Tasikmalaya Bantah Singaparna Kota Terkotor

Orang mengenal Bendungan Katulampa hanya sebatas mengukur debit air yang menjadi early warning system bagi Jakarta dalam mengantisipasi banjir.

“Ada pemahaman yang berbeda manakala di hulu terjadi hujan lebat. Pemahaman kebanyakan orang tentang Katulampa berbeda. Sebenarnya hanya sebuah sistem informasi dini terhadap bahaya banjir Sungai Ciliwung yang akan memasuki Jakarta. Kenapa? Karena Katulampa tidak memiliki kemampuan menahan dan membuka-tutup pintu air yang rentan dan menimbulkan kepanikan warga Jakarta di kala musim hujan tiba,” ucapnya.

TURIS ASING

Ia mengakui, nama Katulampa yang mendunia, sering jadi ajang wisata bagi turis asing. Di musim banjir, para pelancong kerap melakukan ‘selfie’ di depan bendung itu dengan air yang meluncur deras melewatin sehingga menghasilkan foto yang lumayan dramatis.

Nama bendungan yang cukup akrab di telinga publik, khususnya warga Jakarta ini, tak heran jika banyak pejabat mulai dari politisi, Bupati, WaliKota, Presiden dan calon Presiden, silih berganti datang.

Ia juga tidak peduli, apakah kunjungan pejabat ini tulus atau hanya sekedar ‘vote gatherer’ atau pengundang simpati saja. “Bagi saya, setiap pejabat yang berkunjung ke Katulampa guna mencari informasi, saya terima. Saya ini pegawai rendahan. Tulus atau tidaknya niat mereka, nama Bendung Katulampa akan tetap menjadi legenda dan kebanggaan warga Bogor khususnya,”

Baca Juga:  Penggalian Gunung Padang oleh TNI Dipersoalkan, Ada Prosedur yang Tak Sesuai

(poskota)

About Author: Jaenal Indra Saputra

Gravatar Image
Jaenal Indra Saputra adalah seorang penulis di media online. Dia bekerja di bagian IT di perusahaan tempat dia bekerja.