Ke Cianjur-Sukabumi dengan Ular Besi

by -450 views

sukabumi 1mencari lokasi wisata alternatif? Rute kereta Bogor-Sukabumi-Cianjur dapat menjadi pilihan. Apalagi, jika sudah sering ke rute Puncak, Bandung, dan kawasan barat Pulau Jawa. Kawasan Cianjur-Sukabumi ternyata menawarkan petualangan yang berbeda dan mengesankan.

Kami mencoba merasakan perjalanan itu dari Stasiun Paledang di Kota Bogor, akhir September lalu. Ada tiga jadwal keberangkatan kereta dari stasiun itu ke Cianjur dan dua keberangkatan ke Sukabumi. Kami memilih jadwal keberangkatan pukul 07.55 agar dapat menikmati suasana pagi lewat jendela kereta. Setiap keberangkatan kereta tersedia beragam tiket, mulai dari kelas ekonomi Rp 40.000 per orang sampai kelas eksekutif Rp 85.000 per orang.

Pagi itu, suasana Stasiun Paledang yang terletak di sisi selatan Stasiun Bogor tidak terlalu ramai. Kami menunggu di salah satu kedai makan sambil menikmati ketupat sayur dan kopi panas. Di kedai-kedai itu juga tersedia sajian masakan khas Bogor, suasana dan tempat yang pas untuk memulai petualangan kecil.

Kereta Pangrango yang kami tumpangi sudah siap berangkat dari stasiun sebelum pukul 07.55. Penumpang mulai bersiap masuk ke dalam gerbong. Sementara pramugari melempar senyum kepada penumpang yang akan memasuki gerbong. Kami bertiga memilih gerbong eksekutif rangkaian depan kereta setelah lokomotif.

Baca Juga:  Persib Akhiri Ujian di Markas Barito dengan Kemenangan 2-0

Keramahan itu terasa menyejukkan, sesejuk ruangan dalam gerbong eksekutif dengan kursi empuk. Perjalanan ke Cianjur melintasi 14 stasiun dimulai. Sebenarnya pagi itu kami bertiga mengantuk karena harus berangkat sebelum subuh dari rumah masing-masing. Namun, kantuk itu serasa lenyap karena pemandangan di luar jendela kereta begitu menarik.

Kami memperhatikan setiap tempat yang dilewati dari jendela kanan dan kiri gerbong. Tidak lama setelah meninggalkan Stasiun Paledang, kami melihat punggung gunung-gunung dari jendela kereta. Setelah Stasiun Batu Tulis, Bogor, kami masih bisa menikmati aktivitas petani di ladang persawahan yang menghijau.

Saat berada di punggung gunung di sisi kanan jendela kereta terlihat Gunung Salak (2.211 meter di atas permukaan laut/mdpl) dan Gunung Halimun (1.929 mdpl). Sementara di sisi kiri jendela kereta berdiri kokoh Gunung Gede (2.958 mdpl) dan Gunung Prangrango (3.019 mdpl).

Asyik juga menikmati perjalanan melintasi pegunungan. Namun, sayangnya, akses transportasi ke wilayah ini terbatas. Lamunan penulis terhenti ketika kereta melintasi sisi sekolah dasar di wilayah Sukabumi.

Terowongan Lampegan

Ada ruas penting yang layak diulas di jalur Bogor-Sukabumi-Cianjur, yaitu terowongan Lampegan. Terowongan ini dari arah Bogor berada sebelum Stasiun Lampegan. Terowongan masuk ke perut sebuah bukit di Desa Cibokor, Cianjur, Jawa Barat. Lantaran longsor di terowongan inilah jalur kereta Bogor-Cianjur tidak dapat dibuka
sukabumi 2
Masuk terowongan dengan menggunakan kereta itu sesuatu banget, meminjam ungkapan seorang pesohor. Pengalaman ini bagaikan di film-film fiksi yang sering kami lihat. Adegan yang biasanya kami lihat di film sebentar lagi kami alami. Beberapa saat ketika gerbong kereta memasuki terowongan sepanjang pemandangan di luar jendela menjadi gelap. Walau gelap, tetap saja, kami penasaran mengintip dari balik jendela, tetap saja gelap.

Baca Juga:  Abbas desak donor dukung anggaran Palestina

Sesaat kemudian, jendela kembali terang setelah melintasi terowongan sepanjang 415 meter. Terowongan ini sebelumnya lebih panjang, yakni 686 meter. Namun, karena longsor akibat peristiwa tektonik, panjang terowongan terpotong. Terowongan yang dibangun tahun 1882 itu menjadi terowongan kereta tertua di Indonesia.

Masih tentang Lampegan, stasiun tidak jauh dari lokasi situs megalitikum Gunung Padang yang sedang ramai dibicarakan orang. Lokasi Gunung Padang paling tidak sekitar 3 kilometer dari Stasiun Lampegan melewati perkebunan teh.

Menurut Aditya, pemerhati sejarah kereta Indonesia, jalur Sukabumi-Cianjur merupakan bagian jalur utama kereta yang menghubungkan Bogor-Bandung. Jalur ini dibangun tahun 1883-1884 oleh perusahaan kereta Pemerintah Hindia Belanda Staatspoorwagen. Jalur ini menjadi jantung distribusi mengangkut hasil bumi teh, kopi, dan kina ke pelabuhan di Batavia. Jalur ini menjadi jalur utama kereta dari Jakarta-Bogor-Bandung sebelum jalur Cikampek selesai dibangun tahun 1906.

Ditutup bertahun-tahun

Jalur kereta Bogor-Sukabumi-Cianjur pernah tutup selama bertahun-tahun. Lantaran banyaknya permintaan warga, November 2013 PT Kereta Api Indonesia membuka jalur Bogor-Sukabumi. Tiga bulan kemudian, tepatnya Februari 2014, jalur Sukabumi-Cianjur dibuka untuk umum. Rute ini sangat membantu mengurai macet di jalur Ciawi-Sukabumi yang padat dan buruk kondisi jalannya. Pembukaan jalur kereta ini disambut positif warga yang selama ini hanya mengandalkan jalan raya

Baca Juga:  Gedung SETNEG Terbakar

sukabumi 3

Sebagai warga Sukabumi, Winarto Suharli (31) senang jalur ini dibuka kembali. Perjalanan ke Sukabumi dari Bogor menjadi lebih cepat dan nyaman. Geliat perekonomian di dua daerah ini ikut bergairah. ”Saya merasakan sendiri, Kota Sukabumi semakin hidup. Hotel bertambah banyak, tempat nongkrong pun mulai banyak,” kata Winarto.

Tidak terasa perjalanan kami sudah berakhir di Stasiun Cianjur menjelang pukul 12.00. Udara hangat menyambut kedatangan kami di stasiun. Suasananya mengingatkan kami pada suasana desa di kampung halaman. Kini, saatnya menelusuri kekayaan kuliner.

(kompas)

About Author: Jaenal Indra Saputra

Gravatar Image
Jaenal Indra Saputra adalah seorang penulis di media online. Dia bekerja di bagian IT di perusahaan tempat dia bekerja.