Obyek wisata Situ Gede, Kota Tasikmalaya, kekeringan parah di musim kemarau saat ini. Dari kondisi normal ketersediaan air yang mencapai 1,4 juta meter kubik, saat ini hanya tinggal sekitar 50 ribu meter kubik saja.
Selain mengakibatkan ratusan hektare sawah kekeringan dan gagal panen, minat wisatawan berkunjung ke obyek wisata andalan Kota Tasikmalaya ini menurun drastis. Penyusutan air Situ Gede sudah berlangsung sejak sekitar empat bulan lalu.
Korwil Irigasi Wilayah Cibanjaran, Dinas Bina Marga dan Pengairan, Kota Tasikmalaya, yang membawahi Situ Gede, Ade Yayat, mengatakan Situ Gede yang memiliki luas 47 hektare, nyaris tanpa air akibat musim kemarau. Lima pintu air yang tersedia, tak lagi mampu mengairi sawah.
“Dalam kondisi normal, Situ Gede mampu mengairi sekitar 223 hektare sawah yang berada di wilayah Linggajaya dan Mangkubumi. Dalam kondisi kekeringan seperti sekarang, entah ada sawah yang masih bisa dipasok air. Karena semua pintu air sudah kritis. Bahkan ada yang sudah kering,” kata Ade, Selasa (14/10/2014).
Menurut Ade, air yang masih menggenangi Situ Gede hanya tinggal sekitar 50 ribu meter kubik dari kondisi normal yang mencapai 1,7 juta meter kubik.
“Ketinggian air situ saat ini mungkin hanya sekitar setengah meter. Padahal dalam kondisi normal mencapai tiga sampai lima meter. Jika kemarau terus berlangsung, air akan terus menyusut,” ujar Ade.
Pemantauan Tribun, Selasa siang kemarin, bagian barat situ kerontang. Menurut warga, air sudah mengering sejak empat bulan lalu. Di lokasi itu, warga bisa berjalan kaki menuju pulau di tengah situ. Di pulau itu juga ada makam keramat Prabu Dilaga yang kerap dikunjungi warga dari berbagai daerah. Area yang sudah mengering itu dan mulai ditumbuhi rerumputan.
Menyusutnya air situ juga membuat para pelaku usaha wisata kelimpungan. Puluhan perahu wisata menganggur. Begitu juga rakit dan sepeda air. Sebagian warung pun tampak tutup.
“Pengunjung menurun drastis, karena sudah tidak ada hal menarik lagi di sini. Paling kami menunggu warga yang biasa jogging mengelilingi situ, untuk sekadar membeli minuman atau jajanan,” kata Endang (45), seorang pemilik sepeda air serta warung.
(tribunnews)