“Misal libur tahun baru tanggal satu atau dua Januari 2015, dan sudah pesan dari bulan Oktober ini, maka harga tiket sudah disesuaikan. Karena penetapan penyesuaian tarif diberlakukan mulai Oktober ini, berbeda bila membeli sebelum bulan ini,” kata Kepala Humas PT KA Daerah Operasional (Daop) 2 Bandung, Zunerfin di Kantor Daop 2 Bandung, Kamis (9/10/2014).
Penyesuaian tarif diberlakukan untuk KA ekonomi seperti KA Pasundan (Bandung, Kiaracondong ke Surabaya, Gubeng), KA Kahuripan (Kiaracondong-Kediri), KA Kutojaya (Kiaracondong-Kutoarjo), dan KA Serayu (Kiaracondong-Purwokerto).
Untuk KA Pasundan yang semula tarif PSO Rp 55.000 untuk penyesuaian tarif (tarif non-PSO) menjadi Rp 75.000 untuk tarif batas bawah dan Rp 195.000 untuk tarif batas atas.
KA Kahuripan tarif PSO Rp 50.000 tarif non-PSO Rp 70.000- Rp 185.000, KA Kutojaya tarif PSO Rp 35.000 tarif non-PSO Rp 60.000- Rp 95.000, dan KA Serayu tarif PSO Rp 65.000 tarif non-PSO Rp 65.000- Rp 140.000.
Diberlakukannya penyesuaian tarif tersebut, menurut Zunerfin karena KA ekonomi yang seharusnya bagi kalangan menengah ke bawah, ternyata banyak juga dimanfaatkan kalangan menengah ke atas. “Jadi bisa dikatakan, ada yang tidak tepat sasaran,” katanya.
Penyesuaian tarif tidak diberlakukan untuk KA komuter atau KA lokal. Hal ini berdasarkan pertimbangan pengguna KA komuter atau lokal hampir setiap hari dengan okupansi yang juga tinggi. Sementara KA jarak sedang atau jauh, meski diminati namun okupansi tinggi terjadi pada momen tertentu seperti libur panjang, hari raya, atau akhir pekan.
“Ini kami umumkan segera karena diprediksi akan terjadi kenaikan jumlah penumpang untuk libur tahun baru,” katanya.
Dengan adanya penetapan tarif baru, Zunerfin menegaskan tidak akan terjadi perubahan okupansi. Hal ini dikarenakan kereta api masih menjadi transportasi publik yang paling banyak diminati.
(tribunnews)
