Puluhan sumur warga di Kampung Cikamurang RT 01/RW 01 Desa Sukapura Kecamatan Cidaun Kab. Cianjur mengalami kekeringan dalam tiga bulan terakhir. Warga menduga keringnya sumur tersebut akibat dampak adanya sumur bor yang digunakan oleh perusahaan tambang pasir besi PT Mega Top Inti Selaras (PT MIS)
“Biasanya juga pada musim kemarau seperti ini tidak sampai kering, hanya berkurang. Sejak adanya sumur bor yang digunakan oleh PT. Mega Top sumur-sumur warga mengalami kekeringan. Kami sulit untuk mendapatkan air bersih,” kata Nurjanah (40) seorang warga yang sumurnya mengalami kekeringan kepada Klik.Galamedia.com, Selasa (7/10/14).
“Pokoknya kalaupun ada air tidak cukup, buat mandi saja tidak mencukupi,” katanya.
Berdasarkan data yang ada, jumlah sumur warga yang saat ini mengalami kekeringan mencapai 69 sumur. Semuanya berada dilingkungan Kampung Cikamurang RT 01/RW 01 Desa Sukapura. Kampung tersebut berbatasan langsung dengan perusahaan tambang pasir besi PT. Megatop. Bahkan informasi di Kampung Solok RT 02/RW 01 Desa Cilaki juga terdapat 30 warga yang sumurnya mengering.
“Kami pernah datang dua kali ke pihak perusahaan untuk menyampaikan kondisi yang dialami warga. Ada respon dari pihak perusahaan yang memberikan kompensasi kewarga. Tapi ditolak oleh sebagian besar warga lantaran jumlahnya tidak sesuai dengan yang diberikan dari perusahaan. Infonya dari perusahaan memberikan Rp 1 juta per warga tapi oleh pegawainya hanya dikasih Rp 400 ribu,” katanya.
Selaku warga Nurjanah berkeinginan agar kompensasi tersebut diberikan tidak dalam bentuk uang. “Pinginnya saya dibangunkan sumur bor saja dan bisa dipakai langsung, tidak dalam bentuk uang. Buat apa kalau pemberiannya juga tidak utuh, makanya saya tidak mau tanda tangan,” tegasnya.
Atas dasar itulah, rencananya hari ini sejumlah warga akan mendatangi kantor perusahaan tambang pasir itu untuk mempertanyakan kejelasan dan tanggungjawabnya. “Hari ini kita mau datangi perusahaan untuk minta tanggungjawabnya,” pungkasnya.
(galamedia)