Pesta kemenangan Persib yang dilakukan dengan arak-arakan bersama jutaan bobotoh yang memadati seluruh bagian Kota Bandung memang sudah usai. Namun, akhir pesta tersebut meninggalkan sedikit kesan kurang enak di masyarakat, seperti kemacetan, kesemrawutan, serta kerusakan fasilitas umum dan kendaraan.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku telah meminta maaf sejak awal. Dia paham betul akan timbul banyak kekecewaan akibat euforia tersebut.
“Ini sebuah momentum 19 tahun yang ditunggu-tunggu. Dari awal saya sudah minta maaf, 3.000 polisi sudah dikeluarkan untuk antisipasi,” kata pria yang akrab disapa Emil ini saat ditemui di Pendopo Kota Bandung, Senin (10/11/2014).
Emil menambahkan, dia sulit menindak oknum bobotoh yang jumlahnya jutaan orang. Menurut dia, tidak semua bobotoh yang datang ke pesta tersebut berasal dari Kota Bandung. Menurut dia, kampanye “Urang Bandung Someah (Ramah)” yang sudah dilakukan sejak lama menjadi kurang efektif karena ada oknum bobotoh yang melakukan perbuatan anarkistis di tengah-tengah pesta rakyat.
“Yang jadi masalah itu bobotoh yang datang bukan hanya dari Bandung. Kita sudah kampanye someah, ramah. Jadi agak susah membedakan oknum-oknum bobotoh,” ujarnya.
Emil meyakini bahwa oknum-oknum bobotoh yang bertindak anarkistis bukan warga Kota Bandung.
“Kalau orang Bandung menurut saya yakin bararageur (baik-baik). Kalau memang ada oknum-oknum (bobotoh), itu mungkin yang bukan datang dari Bandung. Jadi kampanye Bandung someah tidak sampai ke mereka,” tuturnya.
Emil pun mengaku telah meminta kepada pihak kepolisian untuk tidak segan-segan menindak oknum bobotoh yang bertindak anarkistis.
“Sudah saya sampaikan untuk ditangkap kalau tertangkap tangan karena itu kriminal,” tuturnya.
(kompas.com)