Ferdinand menjadi penonton ketika timnya menantang Pelita Bandung Raya (PBR) di laga pamungkas fase babak delapan besar. Dia menjalani hukuman larangan satu laga karena akumulasi kartu kuning.
Namun, dalam partai semifinal nanti, Ferdinand bergabung bersama laga bersama Firman Utina dan kawan-kawan. Ia pun bertekad berkontribusi penting dalam laga empat besar dan berusaha membawa ke laga puncak.
“Yang penting kami fokus, bermain mengandalkan kerja sama tim dan kita siap. Apapun yang bakal terjadi nanti, kami harus siap,” kata pemain kelahiran Bengkulu itu.
Ferdinand tidak ingin berkomentar buruk tentang Arema yang dianggap lolos karena diuntungkan wasit saat menantang Semen Padang di partai pamungkas grup K babak delapan besar.
“Kita mesti berfikir positif ngga usah terlalu berpikir ke sana. Yang penting di lapangan ada sosok wasit. Apapun yg diberikan oleh pengadil kita harus terima. Di dalam lapangan kita harus tetap fair play,” kata Ferdinand.
Ferdinand pun tidak mempersoalkan lokasi semifinal di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). “Kalau itu yang terbaik, ya kita ikuti. Pemain tidak ada masalah dan saya percaya bobotoh memadati senaya,” katanya.
Ferdinand menyebutkan Persib pun mempunyai sejarah bagus di SUGBK.
(http://jabar.tribunnews.com)
