KUPAT tahu, hmm siapa yang tak kenal panganan tradisional yang satu ini? Sajian ini sering menjadi pilihan banyak orang untuk dijadikan teman bersantap di kala waktu sarapan tiba.
Bandung sebagai kota kuliner, tentu memiliki banyak referensi tempat kupat tahu yang bisa dipilih. Di antara semua tempat tersebut, kupat tahu Gempol bisa dikatakan menjadi yang paling legendaris.
Terletak di kawasan Pasar Gempol, tempat ini masih mempertahankan tampilan asli tempat tersebut meski telah 39 tahun berjualan. Sang pemilik, Hajjah Yayah, kukuh menggunakan gerobak sederhana di ujung gang Gempol. Sementara di sampingnya hanya ada satu meja kayu sederhana, lengkap dengan bangku plastik.
Di tempat yang bersahaja ini, para penikmat kupat tahu Gempol tak pernah surut hingga waktu beranjak siang. Hal tersebut dikarenakan cita rasa original dari kupat tahu Gempol yang tersohor.
“Cikal bakal dari kupat tahu Gempol adalah kupat tahu khas Mangunreja Tasikmalaya. Kebetulan kami memang asli dari sana. Alhamdulillah sampai sekarang masih banyak dicari,” ujarnya, pekan lalu.
Sepiring kupat tahu Gempol, terdiri dari potongan leupeut (lontong) kenyal, dipadukan dengan tahu kuning serta tauge. Bumbu kacang disiramkan sebagai dressing dari kupat tahu tersebut.
Bumbu kacang tersebut bertekstur kental dan berwarna merah menggoda. Bubuhan kecap manis semakin menambah cita rasa dalam bumbu ini. Tak lupa, ditambahkan kerupuk gendar merah yang semakin menegaskan karakter jadul dan legendaris dari tempat ini.
Menurut Hajjah Yayah, tampilan kupat tahu Gempol tak pernah berubah sejak 1975. Untuk menghasilkan cita rasa yang lezat, ia gunakan resep kupat tahu dari leluhur.
“Misalnya untuk tahu saya gunakan tahu Cibuntu yang sudah terkenal kualitasnya. Untuk leupeut saya pakai beras asli Sumedang dan kacang tanah Tuban untuk bumbu kacangnya,” katanya.
Dengan begitu, rasa kupat tahu Gempol seolah tak pernah bergeser sejak dulu. Leupeut-nya terasa kenyal dan lembut, tahunya gurih dan tidak berbau, serta aroma bumbu kacangnya yang wangi sanggup membuat siapapun berselera.
Untuk menghasilkan leupeut yang tak gampang basi, Hajjah Yayah harus merebusnya hingga delapan jam. Selain itu, leupeut juga wajib dibungkus dengan daun pisang agar aroma khasnya selalu terjaga. Kupat tahu Gempol ini ditawarkan Rp 12.000 per porsi.
Selain kupat tahu Gempol, kupat tahu lain yang terkenal di Bandung adalah kupat tahu Padalarang. Penampakannya sedikit berbeda dibanding kupat tahu biasanya karena menggunakan berbagai bahan tambahan selain kupat, tahu dan tauge.
Ya, kupat tahu padalarang menambahkan soun, telur serta labu siam sebagai isiannya. Kuahnya pun menggunakan kuah santan yang berwarna sedikit kemerahan. Tambahan kerupuk biasa disematkan untuk menambah ciamik rasa yang dihasilkan.
Kupat tahu Padalarang bisa ditemui di kawasan GOR Pajajaran, Bandung. Harganya termasuk terjangkau, mulai dari Rp 7000 per porsi.
(tribunnews)