Bogor merupakan kota berhawa sejuk yang disukai wisatawan. Tahukah Anda bahwa kota hujan ini memiliki stasiun kereta api warisan Belanda. Gaya arsitektur stasiun masih dipertahankan hingga sekarang, namun dengan penambahan sentuhan modern.
Untuk bisa sampai ke stasiun kereta api Bogor butuh waktu setengah sampai tiga perempat jam naik commuter line (kereta KRL) dari rumah kakak di Beji, Depok-Jawa Barat. Saya putuskan untuk berangkat pagi karena tak ingin berdesak-desakan dalam kereta seperti pengalaman sebelumnya.
Commuter line merupakan alat transportasi yang belakangan ini semakin banyak peminatnya. Selain murah dan nyaman juga lebih cepat sampai tujuan.
Anda tahu kan bahwa naik kereta api apapun jenis keretanya, alat transportasi ini ibarat raja. Semua kendaraan harus berhenti atau minggir tatkala kereta api melintas di jalan raya yang penuh dengan kendaraan bermotor.
Suasana yang nyaman dalam commuter line membuat perjalanan menjadi tak terasa lama. Setelah memasukkan tiket elektronik (Commuter Electronic Ticketing) yang bentuknya mirip kartu ATM itu, saya bergegas menuju pintu keluar Stasiun Bogor.
Saya mencoba memperlahan langkah kaki, tak ingin tergesa-gesa dan mencoba mengarahkan perhatian ke segala penjuru stasiun ini.
Beberapa sudut bangunan stasiun masih terlihat kuno namun tetap terawat dengan baik. Seperti ornamen yang nampak pada kusen-kusen pintu. Tiang-tiang penyangga (pilar beton) juga tampak kokoh seperti layaknya bangunan di jaman Belanda saja.
Penasaran akan hal itu saya mencoba mencari tahu stasiun ini lewat mesin Google. Ternyata tidak keliru dugaan saya. Stasiun Kereta Api Bogor sudah ada sejak tahun 1881. Wah cukup tua juga ya. Stasiun ini dulunya bernama Stasiun Buitenzorg.
Kini stasiun ini mengkhususkan diri pada pelayanan commuter line (dulu bernama KRL = Kereta Rel Listrik) se wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Tarif angkutan commuter line juga relatif murah. Tidak lebih dari Rp. 10.000.
Rangkaian kereta commuter line didatangkan dari China dan Taiwan. Beberapa rangkaian kereta sebelumnya juga diimpor dari Jepang, Belanda dan Belgia.
Meski menerapkan sistem pengelolaan yang moderen namun Stasiun Bogor tetap terlihat anggun dan antik. Beberapa sudut stasiun merupakan bangunan baru karena keperluan perluasan dan pengembangan.
Stasiun Kereta Api Bogor bukan stasiun biasa, selain merupakan warisan sejarah yang harus kita jaga kelestariannya, Stasiun Bogor dilatarbelakangi panorama pegunungan yang indah.
Hawanya juga sejuk. Dan satu hal yang menjadi keunikan stasiun ini adalah pada saat kita keluar dari stasiun, di depan sudah menyambut kita lapak para pedagang kaki lima dengan beraneka kuliner khas kota hujan ini.
(detik.com)