NAMA Pulau Flores makin melambung di kalangan wisatawan mancanegara (wisman). Keunikan Kampung Waerebo, danau tiga warga Kelimutu membuat wisatawan dunia selalu tertarik untuk mengeksplore keindahan Flores, di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Nusa Tenggara Timur pada umumnya dan Flores pada khususnya sudah terkenal dengan binatang Komodo yang masuk satu dari tujuh keajaiban dunia. Bahkan sudah diselenggarakan puncak Sail Komodo pada September 2013 lalu. Di balik ketenaran Komodo yang sudah masuk dalam daftar buku wisata dunia, masih ada keunikan lainnya yang tak kalah tenarnya di Flores Barat.
Keunikan lain yang terjadi di Flores Barat adalah di tiga Kabupaten, yakni Kabupaten Manggarai Timur, Manggarai Barat, dan Manggarai memiliki keindahan air terjun.
Yang paling dicari oleh wisatawan asing dan domestik untuk mandi sambil menikmati keindahan alam dengan berwisata, di antaranya Air Terjun Cunca Rami, Cunca Wulang, dan Cunca Rede.
Air Terjun Cunca Rami
Dalam bahasa lokal orang Manggarai Raya, “Cunca” artinya air terjun dan “Rami” adalah hutan kecil dengan tumbuh-tumbuhan kecil. Jadi Cunca Rami adalah air terjun yang dikelilingi hutan kecil di kiri kanan airnya. Lokasi Cunca Rami berada di Kecamatan Sano Nggoang, tak jauh dari Werang, Ibu Kota Kecamatan Sano Nggoang.
Untuk menuju ke lokasi Cunca Rami, para pelancong bisa melewati dua arah dari Kota Labuan Bajo. Berwisata dengan mengendarai kendaraan roda dua dan empat dari Labuan Bajo menuju ke Bambor dan dari Bambor menuju ke Werang, kendaraan roda dua dan empat diparkir di Werang. Dari Werang, para pelancong menyusuri jalan setapak yang masih dipenuhi tumbuh-tumbuhan di kiri kanan jalan.
Setelah itu, wisatawan menyeberangi sebuah kali. Berjalan terus sampai di sebuah bendungan, dari bendungan menyeberangi sebuah kali lagi dan terus menyusuri keindahan alam dengan perpaduan suara burung pada pagi hari ataupun sore hari. Sesudah itu, kita berjalan sampai di sebuah kali dan menyeberangi lagi sampai di persawahan. Dari persawahan kita bisa melihat dan mendengarkan bunyi air terjun yang tertinggi di Manggarai Barat. Diperkirakan tinggi Air Terjun Cunca Rami setinggi 30 meter.
Dalam keadaan lelah, kita disegarkan dengan butiran-butiran air terjun yang sampai disekitar persawahan. Puncaknya, wisatawan bisa mandi di sungainya. Namun, kita tetap hati-hati saat mandi karena sungainya sangat dalam.
Arah yang satunya adalah dari Labuan Bajo bisa ditempuh 15 menit dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Kendaraan kita parkir di Kampung Melo. Dari Melo, kita melintasi perjalanan di tengah hutan Mbeliling yang sangat sejuk sambil mendengarkan suara burung endemik Flores yang masih hidup di hutan Mbeliling.
Dari Melo kita mendaki kawasan bentang alam Mbeliling sampai dipuncak persinggahan di tengah hutan, dari situ kita menuruni lereng dan lembah sampai disebuah kampung. Dari kampung itu kita berjalan kaki menuju ke Cunca Rami. Sungguh sangat menakjubkan keindahan yang dilimpahkan Yang Maha Kuasa bagi warga masyarakat Manggarai Barat.
Setelah kita menikmati keindahan air terjun Cunca Rami, sebelum wisatawan kembali ke Labuan Bajo, Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat, wisatawan mengunjungi Air Terjun Cunca Wulang. Lokasi Cunca Wulang berada di hutan Mbeliling, di Kecamatan Mbeliling.
Air Terjun Cunca Wulang
Beberapa waktu lalu Kompas.com, bersama dengan sejumlah rekan dari LSM Burung Indonesia, Elvis dan Marianus Samsung nekat mengunjungi kawasan Air Terjun Cunca Wulang. Dalam bahasa lokal Manggarai Raya, cunca adalah air terjun sedang “Wulang” adalah bulan. Jadi Cunca Wulang bisa diartikan dengan air terjun berbentuk bulan. Mengapa disebut seperti itu, karena air terjunnya berwarna seperti warna bulan yang putih.
Sungguh indah saat Kompas.com dan dua rekan dari Burung Indonesia menikmati keindahan Cunca Wulang, bahkan sebagian warga sedang mandi serta menjumpai turis dari Jerman yang mandi.
Marianus Samsung, Staf LSM Burung Indonesia, kepada Kompas.com menjelaskan, dua air terjun di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur selalu dikunjungi wisatawan asing dan domestik. Bahkan tamu-tamu dari LSM Burung Indonesia dari luar negeri selalu mengunjungi Cunca Rami dan Cunca Wulang. “Setiap hari wisatawan asing dengan kendaraan roda dua selalu mengunjungi dua air terjun tersebut,” jelasnya.
Menurut Marianus, Cunca Rami diperkirakan memiliki ketinggian 30 meter sedangkan Cunca Wulang diperkirakan setinggi 25 meter. “Potensi pariwisata di Flores Barat sangat berlimpah sehingga tak salah kalau Lonely Planet menetapkan Flores sebagai 10 daerah top untuk dikunjungi pada 2015,” jelasnya.
Air Terjun Cunca Rede
Seorang wisatawan mancanegara dan domestik belumlah mengenal Pulau Flores dalam menghabiskan waktu liburannya, apabila tak berwisata ke Cunca Rede yang merupakan air terjun tertinggi di Flores Bagian Barat. Diperkirakan tinggi air terjun ini adalah 70 meter.
Air terjun ini terletak di Kampung Ntaur, Desa Sano Lokom, Kecamatan Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur, Flores bagian Barat. Air terjun ini adalah satu-satunya air terjun yang berada di Kabupaten Manggarai Timur. Air terjun ini berada di Kawasan Taman Wisata Alam Ruteng (TWAR) yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Ruteng.
Air terjun ini berada dibawah kaki Gunung Ranaka. Untuk sampai ke air terjun ini tidaklah sulit bagi wisatawan asing dan domestik. Memang, ada kesulitannya, peta menuju ke lokasi air terjun tersebut belum ada.
Bagi wisatawan yang datang dari arah Labuan Bajo, berkendaraan lah menuju arah timur sambil melewati persawahan lembor dan menikmati kota dingin Ruteng. Lalu dari Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai, para wisatawan terus mengelilingi ke arah timur melalui jalan Transflores Labuan Bajo-Maumere sambil menikmati panorama alam yang masih original di Pulau Flores Bagian barat.
Sebelum ke air terjun tersebut yang berada di dalam kawasan hutan, wisatawan juga dapat mengunjungi Danau Ranamese yang terletak di pinggir jalan Transflores. Dari sini, wisatawan terus menuruni sejumlah kampung yang berada di kiri kanan jalan Transflores sampai di Kampung Paka. Setiba di Kampung Paka, wisatawan melintasi jalan perbukitan dan lereng yang bisa ditempuh dalam waktu dua jam karena jalannya masih rusak parah.
Namun, untuk mendekati air terjun tersebut tidak bisa menggunakan sepeda motor karena jalannya masih bebatuan alias belum diaspal. Pengunjung akan melintasi beberapa kampung sampai tiba di Kampung Ntaur. Dari Kampung Ntaur, wisatawan akan didampingi pemandu lokal untuk menuju ke lokasi Air Terjun Cunca Rede.
Sebelum tiba di air terjun itu, wisatawan melewati persawahan dan bendungan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro Waemusur dan melewati kali sebelum menuju hutan disekitar air terjun Cunca Rede. Ketika tiba di dekati air terjun, pengunjung mendengarkan bunyi air dari kejauhan dan begitu tiba dijamin rasa lelah dalam perjalanan segera hilang karena menikmati keindahan Air Terjun Cunca Rede.
Bagi pengunjung dari arah Timur, seperti dari Maumere, wisatawan melintasi beberapa kabupaten di Pulau Flores, yakni Kabupaten Ende, Nagekeo, Ngada dan tibalah di jembatan perbatasan antara Kabupaten Ngada dan Manggarai Timur. Nama jembatan perbatasan itu adalah Jembatan Waemokel.
Dari jembatan perbatasan itu, wisatawan menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam menuju ke Borong, Ibu Kota Kabupaten Manggarai Timur. Dan dari Borong menuju ke Paka, ditempuh dalam waktu 15 menit dan pemandu mengarahkan perjalanan menuju ke Air Terjun Cunca Rede.
Saking penasarannya, Selasa (21/10/2014) pagi dengan modal nekat, Kompas.com bersama dengan seorang jurnalis lainnya mendatangi Cunca Rede. Kami diundang secara mendadak oleh Dinas Energi Sumber Daya Mineral Manggarai Timur untuk melihat proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Kampung Ntaur. Nah, kesempatan itu kami manfaatkan untuk melihat dari dekat keindahan Cunca Rede bersama Camat Ranamese, Galus Ganggus. (kompas.com)