Hujan deras yang disertai angin kencang dan sambaran petir melanda Kampung Bojonganggrek, Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogongkidul, Selasa (16/12/2014).
Di antara suara gemuruh dan genting-genting rumah yang beterbangan mereka berlarian dalam keadaan panik. Meneriakkan takbir, menyelamatkan diri ke mesjid.
Dadan (35), warga setempat, mengatakan suasana mencekam itu terjadi sekitar pukul 15.00. Angin kencang membuat hampir seluruh atap rumahnya terbang.
“Semua berlarian ke masjid, juga istri dan dua anak saya. Kami menyelamatkan diri saat hujan besar. Semua perabotan rumah kehujanan karena atapnya terbang,” kata Dadan yang saat ditemui kemarin, selepas hujan, sedang mengamankan perabotan rumahnya.
Hal serupa dikatatakan Oom (68). Genting rumahnya berjatuhan dan menimpa perabotan rumah. Airnya dengan cepat membanjiri rumahnya. Ia tak sempat menyelamatkan barang- barang di dalam rumah, termasuk barang elektronik dan sofa.
“Kejadiannya sangat cepat. Selama ini belum terjadi bencana seperti ini. Kami kebingungan bagaimana menyelamatkan perabotan,” katanya.
Ayi Abdulaziz, Ketua RT setempat, mengatakan terdapat tujuh rumah yang mengalami kerusakan parah. Sedangkan sekitar 60 rumah lainnya rusak ringan.
“Tujuh keluarga yang rumahnya rusak berat mengungsi di masjid, rumah tetangga, atau saudaranya. Peristiwa ini tidak menyebabkan korban jiwa atau luka,” katanya.
Hujan deras yang mengguyur Garut sore hari itu juga menyebabkan sejumlah ruas jalan banjir, di antaranya Jalan Pembangunan, Simpang Lima, Jalab Oto Iskandardinata, dan Jalan Proklamasi. Kemarin, empat pohon di Jalan Terusan Pembangunan, Jalan Proklamasi, dan kawasan Kerkhof juga tumbang. Untunglah tak menimpa pejaan kaki dan pengendara yang lewat
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan kabupaten Garut, Aji Sekarmaji, mengatakan pohon tersebut ambruk menghalangi jalan.
“Kami langsung memotong pohon tumbang tersebut dan membawanya ke pinggir jalan. Dengan demikian, pohon tidak menghambat lalu lintas. Yang tumbang ada pohon nangka dan mahoni,” tuturnya.
Piket
Mulai seringnya terjadi bencana pada musim penghujan ini juga membuat warga di Kabupaten Ciamis meningkatkan kesiagaan. Sudah dua minggu ini relawan yang tergabung dalam Taruna Siaga Benacana (Tagana) Ciamis piket siang malam di markas mereka di Jalan Tentara Pelajar Ciamis. Tiap hari 4 relawan Tagana yang bertugas. Dua orang piket siang, dan dua lagi piket malam. Sebuah mobil ranger, satu perahukaret (ruber boat), peralatan komunikasi, peralatan evakuasi darurat, dan peralatan dapur umum juga disiagakan.
“Jauh sebelum longsor terjadi Banjarnegara, Ciamis sudah siaga darurat bencana longsor dan banjir menyusul masuknya musim hujan. Kami dari Tagana menindak lanjutinya dengan melaksanakan piket siaga siang malam,” ujar Ade Deni, Ketua Tagana Ciamis yang juga Koordinator Relawan Peduli Bencana Ciamis, Selasa (16/12/2014).
Selain relawan yang piket di markas, para relawan Tagana yang ada di tingkat kecamatan juga siaga. Tiap kecamatan rata-rata memiliki empat relawan Tagana. Merekalah yang memberikan informasi secepat mungkin bila di daerah masing-masing terjadi bencana.
Dengan makin tingginya intensitas curah hujan, kata Ade, semua relawan dan SAR gabungan yang berada di bawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis juga mulai melakukan piket kesiagaan bersama di posko-posko yang tersebar di empat wilayah ekskewedanaan.
“Di tiap posko tersebut, ada relawan Tagana, PMI, personel SAR, Gamapala, Panthera, RAPI/Orari, dan relawan lainnya termasuk dari Asosiasi Pencatat Pernikahan,” katanya.
Dari 26 kecamatan yang ada di Ciamis, 18 di antaranya adalah daerah rawan bencana longsor. Sepuluh kecamatan di antaranya mempunyai tingkat kerawanan yang tinggi, termasuk lima di antaranya yang selama 15 tahun ini menjadi sentra pertanian sayur mayur Ciamis.
Dan dari 26 kecamatan tersebut, sebanyak 14 kecamatan di antaranya juga merupakan daerah rawan banjir. Enam di antaranya bahka selalu banjir saat musim hujan tiba, yakni Kecamatan Banjarsari, Lakbok, Pamarican, Panumbangan, Panjalu dan Cisaga.
TNI Siaga
Kewaspadaan terhadap datangnya bencana juga dilakukan Korem 063/SGJ Cirebon. Danrem 063/SGJ Cirebon, Kol Arm Benny Effendy mengatakan, ada beberapa kabupaten di wilayah Korem 063/SGJ Cirebon yang rawan bencana saat musim hujan.
“Seperti Kuningan rawan longsor, kemudian Cirebon, Indramayu, Subang, dan wilayah Pantura rawan banjir akibat luapan sungai,” ujarnya di sela-sela silaturahim dengan awak media di Makorem 063/SGJ Cirebon, Selasa (16/12/2014).
Personel pun, kata dia, sudah siap membantu apabila sewaktu-waktu terjadi bencana. Bahkan, katanya, untuk evakuasi korban pun personel sudah siap.
Wilayah kerja Korem 063/SGJ Cirebon meliputi Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka, Subang, Purwakarta hingga Karawang.
Terhadap bencana di musim hujan, Danrem juga berpesan dan mengimbau masyarakat agar turut mewaspadainya juga. Kata dia, pengalaman bencana di musim hujan pada tahu- tahun sebelumnya menjadi pelajar agar saat musim hujan tahun ini tak sampai menelan korban jiwa.
“Masyarakat juga harus mengantisipasi agar tak terjadi bencana di musim penghujan ini,” kata Danrem.
(tribunnews)