Puncak hujan di wilayah Bogor diperkirakan terjadi pada Januari 2015. Masyarakat di wilayah yang rawan bencana longsor dan banjir diminta meningkatkan kewaspadaan.
Kepala Stasiun klimatologi BMKG Dramaga, Bogor, Dedi Sucahyono mengatakan, pada Desember wilayah Bogor masih berpeluang hujan dengan intensitas ringan atau di bawah normal (50 mm) dan bersifat hujan lokal.
Hujan sedang hingga lebat diperkirakan akan terjadi pada awal Januari 2015, intensitas hujan lebat 100 mm.
“Kemudian pada akhir Januari, intensitas hujan akan semakin tinggi mencapai lebih dari 100 mm,” katanya.
Selain intensitasnya meninggi, durasi hujan pun bisa akan semakin lama. Dedi mengatakan, sepanjang Januari 2015, hujan bakal turun lebih dari 20 hari.
“Waktu turunnya pun bisa dari pagi, sore, hingga malam. Lebih sering dibandingkan dengan hujan pada Desember yang hanya turun pada sore atau malam dengan durasi relatif singkat,” ujarnya.
Memasuki puncak musim hujan nanti, angin monson Asia akan berhembus di kawasan Bogor. Kekuatan angin diperkirakan normal 10 hingga 20 Km/Jam.
Angin monson Asia terjadi akibat pertemuan dua masa udara dari Australia dan Asia.
Sementara, potensi terjadinya angin puting beliung semakin kecil saat memasuki puncak musim hujan. Hal tersebut karena kelemban udara di wilayah Bogor cenderung merata. Dedi memperkirakan, kelemban udara di Bogor mencapai 80 hingga 90 persen.
Adapun pada Desember 2014, cuaca di Bogor masih relatif stabil, “Intensitas hujan saat ini masih terkonsentrasi di Jawa Tengah, Jawa Barat, bagian Indramayu, Cirebon, dan Sumedang,” paparnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor, Yos Sudrajat menambahkan, pihaknya telah menyiapkan berbagai persiapan.
Salah satunya dengan melatih warga di lima Kecamatan rawan bencana longsor dan banjir, yakni Kecamatan Babakanmadang, Cigudeg, Citeureup, Cisarua, dan Megamendung.
(poskota)