TAHUN ini usia Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor mencapai usia ke-196 tahun. Tidak banyak perubahan dari Kebun Raya Bogor(KRB) disaat usia akan menginjak dua abad ini.
KRB merupakan sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota Bogor, Jawa Barat. Luasnya mencapai 87 hektare dan memiliki lebih dari 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Rata-rata tanaman yang ada di sana sudah berusia tua atau seumur dengan KRB yang didrikan tanggal 18 Mei 1817 oleh Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen yang menunjuk Prof. Dr. C. G. C. Reindwart, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman.
Kala itu nama KRB dengan nama ’s Lands Plantentuin te Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris).
Kini, usianya mau mencapai dua abad. Dan kini KRB sudah menjadi daerah tujuan wisata bagi para wisatawan yang datang ke Kota Bogor, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan pustaka.
Misi pendidikan diusung oleh KRB ini, terlebih dalam pengelolaannya dibawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Makanya KRB – LIPI akan terus mengemban misi untuk menjadi rujukan dan percontohan melalui pembinaan juga dukungan terhadap pembangunan kebun raya di seluruh daerah di Indonesia. Bahkan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor juga telah sepakat bekerjasama dengan Universitas Kyoto, Jepang. Kerja sama ini dalam rangka melakukan konservasi tumbuhan yang terancam punah yaitu bunga bangkai (Amorphophallus titanium), yang selama ini menjadi kebanggaan Kebun Raya Bogor.
Berlokasi di jantung Kota Bogor atau sekitar 80 km Kota Bandung, yakni di Jln Ir. H. Juanda No.13 Bogor. Karena berada di pusat kota, keberadaan KRB menjadi sesuatu hal yang mencolok diantara bangunan megah, hotel, dan mall. Jalanan macet menjadi pemandangan yang lumrah dalam keseharian. Ratusan angkot menjadi pemanis KRB yang melintas di jantung Kota Bogor.
Untuk bisa masuk ke dalam KRB, Anda bisa membeli tiket dipintu I KRB yang berada dibagian utara. Harga tiket yang terjangkau cukup bagi Anda untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, terutama ilmu botani Selain bisa menikmati aneka tanaman langka dan berusia tua, Anda pun bisa menikmati berbagai fasilitas yang berkaitan dengan tanaman yang ada di Herbarium Bogoriensi, museum Zoologi, dan perpustakaan, serta aneka bangunan tua.
Dari kejauhan, Anda pun bisa menikmati megahnya Istana Bogor walaupun hanya bagian belakangnya. Sebuah kolam yang luas dengan aneka tanaman Bunga Teratai menjadi pemisah antara Istana Bogor dengan KRB. Sebuah patung perempuan yang tengah duduk di pinggir kolam menjadi penghias halaman belakang Istana Bogor. Konon, patung perempuan ini salah satu karya Presiden Pertama Indonesia, Soekarno yang merefresentasikan keindahan alam Indonesia (Sunda, red) dengan sebuah patung perempuan.
Keberadaan kolam pemisah ini menjadi objek menarik bagi siapapun yang ingin mengambil gambar (foto, red) dengan latar belakang Istana Bogor. Saat kita berada di pinggir kolam, kita serasa di sebuah castel (Istana, red) di negeri seribu kerajaan.
KRB memiliki beberapa koleksi menarik yang diminati masyarakat, seperti Bunga Titan Arum (Amorphophallus titanum Becc.) salah satu bunga yang langka. Bunga dengan perbungaan terbesar di dunia ini tingginya bisa mencapai 3 meter. Pada saat mekar, bunga tersebut menebarkan bau bangkai sehingga mengundang serangga untuk membantu penyerbukannya.
Tidak hanya itu, lebih dari sekitar 10.000 spesimen anggrek koleksi Kebun Raya Bogor ditampilkan di rumah anggrek yang dilengkapi sistem fogging sebagai pengatur kelembaban. Selanjutnya, terdapat pohon palem (Arecaceae), tanaman obat, buah-buahan langka, meranti (Dipterocarpaceae) dan kantung semar (Nephentaceae).
Koleksi unik lainnya, seperti pohon raja (Koompassia excelsa), teratai raksasa (Victoria amazonica) dan pohon-pohon tua seperti leci, randu dan jati, semakin melengkapi keragaman koleksi yang ada.
Selain koleksi tanaman tropis, Kebun Raya Bogor juga memiliki beberapa tempat dan bangunan bersejarah yang menarik untuk dikunjungi. Begitu memasuki gerbang utama Kebun Raya Bogor, tampak deretan pohon kenari (Canarium vulgare) di sebelah kiri dan kanan jalan. Pohon yang ditanam tahun 1831, 1834, dan 1835, berasal dari Sulawesi dan Maluku ini menimbulkan kesan tersendiri.
Kemudian Taman Teysmann, sebuah taman bergaya formal yang dibangun tahun 1889 sebagai penghargaan kepada Johannes Teysmann, salah seorang kurator Kebun Raya Bogor yang banyak berkarya dalam bidang lansekap. Masih banyak tempat lain yang menarik, yaitu Taman Lebak Sudjana Kasan, Jalan Astrid, Taman Kaktus, juga Monumen J. J. Smith, Jembatan Gantung, Pohon Kalong, Kuburan Belanda, serta Monumen Lady Raffles adalah tempat yang jarang dilewatkan begitu saja.
Monumen Lady Raffles memang menjadi daya tarik lain, selain koleksi tanaman. Namun sayang, para pengunjung jarang bahkan tidak pernah mengunjungi sebuah kompleks makam tua di Kebun Raya Bogor. Terletak dibagian belakang Kebun Raya Bogor, kompleks makam tua ini konon merupakan makam pendiri dan para pekerja ’s Lands Plantentuin te Buitenzorg serta para tentara Belanda serta para pejabat Belanda pada masa itu.
Berbagai macam batu nisan dan prasasti dengan berbagai ukuran yang diukir menggunakan bahasa Belanda menjadi daya tari tersendiri. Namun sayang, tidak banyak yang mengungkap sejarah dari makam tua tersebut.
Luas area sekitar 87 hektar, Kebun Raya Bogor memiliki koleksi tumbuhan lebih dari 15 ribu spesimen, yang dikelompokkan ke dalam 3.441 jenis, 1.265 marga, dan 220 keluarga. Sebagai kebun raya yang memiliki tipe habitat dataran rendah basah, Kebun Raya Bogor terletak pada ketinggian 260 m d.p.l., dengan kelembaban udara 80 – 90% dan curah hujan 3.000 – 4.300 mm/tahun.
Setiap pengunjung yang membutuhkan informasi tentang Kebun Raya Bogor dapat menghubungi Pusat Informasi. Beragan fasilitas sengaja disediakan untuk melayani pengunjung, seperti Cafe de daunan, guest house, penjualan tanaman, juga perpustakaan.
Kemudian Gedung Laboratorium Pendidikan Konservasi, Garden’s Gifts, wartel, herbarium dan koleksi biji serta sarana ibadah mesjid dan musola. Setiap pengunjung yang memiliki karcis masuk mendapat layanan asuransi jiwa.
(galamedia)