Banjir yang menggenangi kawasan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mulai surut. Namun, warga diminta mewaspadai kemungkinan terjadinya siklus banjir lima tahunan di wilayah ini.
“Air banjirnya Alhamdulillah sudah surut, sekarang tinggal lumpurnya. Ini mah harus kita bersihkan,” ujar Asep Taryana, warga Dayeuhkolot, Bandung, Senin (29/12/2014). Setelah terendam banjir lebih dari sepekan, ketebalan lumpur di rumah warga bisa mencapai 10 sentimeter hingga 50 sentimeter.
Pembersihan lumpur tersebut juga tak gampang, harus dibantu semprotan air. Selain tak semua warga punya penyemprot, air untuk menyemprot juga tak ada. Namun, dengan peralatan seadanya warga saling bantu membersihkan lumpur di rumah mereka.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Marlan, meminta warga tetap waspada. Dengan hujan yang masih terus turun dan perkiraan puncak musim hujan baru terjadi pada Januari dan Februari 2015, diperkirakan air masih sangat mungkin naik kembali.
“Kami tetap mengimbau warga untuk waspada. Apalagi warga yang tinggal dekat sungai,” tutur Marlan. Dia pun khawatir banjir pada tahun ini akan lebih besar dibandingkan banjir pada 2010. Perkiraan tersebut dia ungkap berdasarkan rentang waktu yang sudah terjadi ini saja.
Biasanya, kata Marlan, banjir tak pernah berlangsung lama. Namun, sekarang saja air sudah sempat merendam permukiman warga selama 10 hari. Sekalipun di sejumlah lokasi ketinggian air sudah mulai surut, wilayah yang berdampingan dengan Sungai Citarum masih terendam air berketinggian satu meter sampai sekarang.
“Banjir besar di sini seperti siklus lima tahunan. Menurut catatan kami, banjir besar terakhir terjadi tahun 2010 lalu. Melihat siklus ini, kemungkinan banjir yang akan dan sedang dihadapi akan lebih besar,” sebut Marlan.
(tribunnews)